Kebijakan ini diambil untuk memberikan kesempatan kepada seluruh tenaga pendidik.
Sekitar 2.470 guru se-Kabupaten Wonosobo diinstruksikan untuk hadir dalam prosesi Pisowanan Agung.
Acara puncak Hari Jadi ke-200 Wonosobo itu akan digelar di Alun-alun Wonosobo.
“Semuanya ke alun-alun sesuai dengan instruksi Pak Bupati."
"Karena momen yang sangat langka ya, dua abad ini, diharapkan semua bisa merasakan, bisa menikmati dan bisa berkontribusi," tandasnya.
Para guru pun menyambut kebijakan ini dengan sangat antusias.
Salah satunya adalah Yekti Estiasih, seorang guru kelas 1 di SDN Plobangan, Selomerto.
“Senang sekali kita dilibatkan pada acara besar seperti ini."
"Kami sudah siapkan baju adat dari sekarang,” ucapnya.
Yekti juga memastikan bahwa siswa di luar program MBG akan tetap belajar di rumah.
"Besok siswa belajar di rumah."
"Kita juga tetap harus absen, jadi tetap wajib datang ke Alun-alun," pungkasnya.
Dukungan juga datang dari para orang tua siswa.
Abdillah, salah satu orang tua siswa, mengaku tidak keberatan.
Ia justru melihat ini sebagai kesempatan untuk mengajak anaknya melihat kemeriahan Hari Jadi.
"Ya ngga papa libur besok, anak saya di SDN 1 Selomerto."
"Mumpung juga kan setahun sekali, biar anak juga tahu tanggal 24 Juli ternyata HUT Wonosobo," ungkapnya.
Orang tua siswa lainnya, Tyo, juga menyetujui kebijakan siswa belajar di rumah ini.
"Kalau menurut saya ya ngga papa belajar di rumah."
"Kalaupun ada PR ya dikerjakan saja, cuma satu hari saja kan," ujar Tyo.