TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng merasa cukup terpukul dengan kebijakan tarif impor tinggi yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas produk dari Indonesia.
Ketua Apindo Jateng Frans Kongi memprediksi, industri terparah yang bakal menanggung dampak kebijakan tersebut adalah garmen.
Diketahui, Trump menetapkan tarif impor atas produk Indonesia mencapai 32 persen.
"Ekspor kita di Jatang cukup banyak ke Amerika, terutama garmen."
"Ini pukulan sangat berat bagi negara kita karena harganya akan naik. Meskipun negara lain ada tarifnya juga, tapi daya saing kita akan sangat menurun," ujar Frans Kongi, Jumat (11/7/2025).
Baca juga: Imbas Tarif Trump, Pemprov Jateng Minta Eksportir Mulai Cari Pasar Baru
Selain garmen, dia menyebut, beberapa produk Jateng yang diekspor ke AS meliputi komoditas pertanian, kayu, mebel, dan alas kaki.
Amerika menjadi negara kedua tujuan ekspor setelah Cina.
Tak hanya memberatkan bagi para pengusaha, Frans menilai, kebijakan ini juga akan memberatkan masyarakat di Amerika yang ingin membeli produk Indonesia.
Apalagi, di tengah kondisi ekonomi yang tidak begitu baik.
"Bagi kami, ini sangat merugikan. Pemerintah menyadari dan tahu persis (memberatkan)."
"Sekarang, pemerintah sedang bernego, mau tidak mau harus begitu."
"Pemerintah secara sungguh-sungguh harus bisa (menurunkan), tarif begitu besar," tegasnya.
Potensi PHK Makin Terbuka
Frans menambahkan, industri di Jateng mayoritas padat karya.
Jika tarif tersebut benar-benar diterapkan, tidak menutup kemungkinan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat kelesuan pasar.
Pada kondisi ekonomi saat ini, kapasitas produksi di Jateng berjalan sekira 80 persen.
Baca juga: Ekspor Terbesar Jawa Tengah ke Amerika, Kebijakan Tarif Impor Donald Trump Begitu Terasa