Terutama yang dilakukan oleh para anak muda Gen Z. Contohnya adalah bagaimana sekarang anak kuliah mengerjakan tugas harus di cafe atau coffeshop kekinian.
Bahkan di kota-kota besar, kecenderungan banyak anak kantoran pulang kerja mampir ke coffeshop.
Bukan hanya eksistensi diri, tapi ada juga konsumerisme dan persoalan mental health.
"Hal ini bersinggungan dengan anak-anak sekarang yang memberikan ruang khususnya tentang mental health.
Sangat tahu kerja itu bagaimana, kesehatan mental mereka atau istilahnya Work life balance," katanya saat dihubungi Tribunbanyumas.com, Rabu (16/4/2025).
Ia mengatakam kopi secara fungsi adalah minuman yang menyegarkan.
"Kita jadi melihat kopi sekarang bukan sekadar menyegarkan tapi ada ruang simbol.
Anak-anak dimana sekarang ngopi di Arasta, Starbuck yang mungkin bagian dari masyarakat modern," jelasnya.
Ketika anak muda meminum kopi-kopi itu mereka seperti memposisikan diri.
"Ada makna konsumsi, ada tanda dan pemaknaan. Ini lohh aku modern
Diposting sampai malam nongkrong, kalau di unsoed, selalu penuh, jadi seperti ingin menunjukan saya bagian dari kaum urban," terangnya.
Anak muda saat ini selalu ingin ikut trend atau istilahnya adalah Fears of Missing Out (Fomo).
Gen z dikenal sebagai generasi yang butuh ruang untuk menyehatkan mental.
"Dalam benak meraka berpikir saya menunjukan kepada teman-teman saya antara tugas saya dan happynya saya.
Sementara kalau pekerja, adalah menjalin relasi sosial menambah bisnis.
Jadi tujuannya sama sama temen teman ruang urban menukarkan eksistensi diri dan ruang untuk ekspresi tapi tujuannya beda," jelasnya. (jti)