Berita Jateng

Seorang Pria Asal Surabaya Tipu Warga Grobogan, Modus Teman Sekolah dan Minta Tolong Transfer Uang

Penulis: Fachri Sakti N
Editor: Rustam Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PELAKU PENIPUAN ONLINE: Pelaku mengaku sebagai Oki teman sekelas Kunti Mufida, perempuan berusia 35 tahun asal Desa Tanggungharjo, Kecamatan Grobogan. Dalam kejadian ini, pelaku beralasan ingin mentransfer uang untuk adik temannya yang sedang membutuhkan bantuan, namun rekening adik tersebut diblokir.

TRIBUNBANYUMAS.COM, GROBOGAN - Hati-hati bagi siapapun yang menerima menerima pesan WhatsApp dari seseorang yang tidak dikenal, apalagi mengaku sebagai teman sekolah.

Bila tidak, maka akan bernasib sama dengan seorang perempuan asal Desa Tanggungharjo, Kecamatan Grobogan, Kunti Mufida (35).

Ia menjadi korban penipuan online dengan modus pelaku yang mengaku sebagai teman sekolah korban, yang ingin mentransfer uang ke rekening adik temannya.

Menurut Kapolres Grobogan AKBP Ike Yulianto Wicaksono melalui Kasi Humas AKP Danang Esanto, peristiwa bermula saat korban menerima pesan WhatsApp dari nomor yang tidak dikenalnya. 

Orang yang menghubunginya mengaku bernama Oki dan mengatakan bahwa dirinya adalah teman sekolah korban. 

Beberapa jam setelah pesan pertama, pelaku yang mengaku bekerja di luar negeri kembali menghubungi korban, menyampaikan niatnya untuk mentransfer uang kepada adik temannya yang tengah kesulitan keuangan. 

Baca juga: Eks Mobil Chevrolet Dinas Presiden Soekarno Tarik Perhatian Warga Kota Tegal di Pameran Mobil Kuno

Namun, pelaku mengklaim bahwa rekening bank adik temannya diblokir dan ia membutuhkan nomor rekening korban untuk menampung uang yang akan ditransfer.

Korban yang percaya dengan cerita tersebut akhirnya mengirimkan nomor rekeningnya kepada pelaku. 

"Korban yang percaya dengan pelaku, kemudian mengirimkan nomor rekeningnya pada pelaku,” jelas Danang Esanto, Sabtu (15/2/2025) kepada awak media. 

Sebagai bukti, pelaku mengirimkan bukti transfer yang telah diedit, seolah-olah telah mentransfer uang sebesar Rp 9,450 juta ke rekening korban. 

Pelaku meyakinkan korban bahwa uang tersebut akan segera masuk dalam waktu 4 hingga 5 jam.

Namun, beberapa menit kemudian, korban menerima telepon dari nomor baru yang mengaku bernama Adi dan mengklaim bahwa uang yang dijanjikan pelaku belum masuk ke rekening korban. 

Adi meminta korban mentransfer uang pribadi korban terlebih dahulu untuk menyelesaikan masalah tersebut. 

Korban yang merasa kebingungan akhirnya mentransfer uang sejumlah Rp 9,050 juta.

“Kemudian korban mentransfer uang sejumlah Rp 9,050 juta,” ungkap Danang Esanto.

Halaman
12

Berita Terkini