Awalnya Aminudin hanya sekedar menekuni warisan resep gembus dari mertuanya, namun rupanya kini justru menjadi pekerjaan utamanya.
"Awalnya dulu belajar dari bapak mertua yang juga pedagang gembus, alhamdulillah sudah 30 tahun malah jadi pekerjaan tetap dan bisa menghidupi keluarga," ungkap Aminudin kepada Tribunbanyumas.com.
Baca juga: Desain Unik Kapal Mendoan Jadi Pusat Kuliner di Kebumen, Bisa Tampung Ratusan Pedagang
Dibantu istri dan anaknya, Aminudin biasanya memproduksi gembus setiap 2 atau 3 hari sekali.
Dalam sekali produksi, dirinya mampu menghabiskan sekira 40-50 kilogram singkong.
Dirinya biasa menjual gembus yang sudah digoreng dan juga mentah.
Harganya pun cukup murah, gembus dijual dengan harga Rp4500 untuk 10 biji.
Dia biasanya berjualan di Jalan Damar, Cilacap Utara setiap sorenya.
"Sekali produksi biasanya habis 40-50 kilogram singkong, tapi tidak buat setiap hari, kita produksi sehabisnya gembus," kata dia.
Pedagang lainnya Waiyem (65) menceritakan bahwa dirinya sudah berjualan gembus sejak tahun 1986.
Dibantu suaminya, Waiyem biasa berjualan gembus di Kawunganten, Cilacap.
Tak jarang dia berjualan juga di acara hiburan serta pasar malam.
Waiyem mengungkapkan bahwa dia mendapatkan resep gembus dari orang tuanya.
"Sudah turun temurun jualan gembus dari orang tua."
"Adik saya semuanya juga jualan gembus," ungkap Waiyem.
Salah satu pembeli gembus Ani Riyani menuturkan, hingga saat ini gembus masih jadi cemilan favoritnya.