Kobaran api di kandang membuat hewan-hewan yang semula sakit langsung lari tunggang-langgang dan menjadi sehat.
"Melihat hewan-hewan ternak kembali sehat, akhirnya, keduanya mengakhiri perang obor," tuturnya.
Kepada anak cucunya, dua leluhur tersebut kemudian berwasiat agar melestarikan perang obor sebagai tolak bala.
Sejak saat itu, perang obor digelar setiap bulan Apitan.
"Untuk mengingat peristiwa ini, kemudian, setiap tahun, dilakukan tradisi perang obor sebagai tolak bala sekaligus sedekah bumi atas hasil panen dan ternak yang melimpah," ungkapnya.
Hal serupa disampaikan, Kepala Desa Tegalsambi Agus Santoso menambahkan bahwa tradisi ini disesuaikan dengan ajaran agama Islam seiring perkembangan zaman.
Oleh karena itu, tradisi perang obor diawali dengan rangkaian panjang sejak 35 hari sebelum pelaksanaan.
"Mulai dari barikan atau ziarah makam leluhur, selametan, wayangan, dan sedekah bumi," kata Agus.
Tahun ini, perang obor akan digelar nanti malam di Desa Tegalsambi, pukul 18.00 WIB. (*)
Baca juga: Keberangkatan 1 Jemaah Calon Haji Asal Batang Ditunda Gara-gara TBC, Bisa Menyusul setelah Sembuh
Baca juga: Viral, Video Siswi SMP di Kota Tegal Dirundung Teman-temannya. Disdikbud Langsung Gelar Mediasi