Berita Politik

Jokowi dan Gibran Tak Lagi Diakui Kader oleh PDIP, Zulkifli Hasan Tawarkan PAN sebagai Rumah Politik

Editor: rika irawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) menyampaikan pidato setelah terpilih sebagai ketua umum PAN, di Hotel Grand Clora, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (8/2/2020). Zulhas tawarkan PAN sebagai rumah politik kepada Jokowi dan Gibran setelah tak diakui PDIP.

TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menegaskan, Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming Raka bukan lagi kader tersebut.

Terkait hal ini, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) menyatakan, Jokowi dan Gibran tak perlu mencari partai politik (parpol) karena PAN siap menjadi rumah politik bagi keduanya.

Bahkan, Zulhas menegaskan, Jokowi dan Gibran adalah bagian dari keluarga PAN.

"Ya, saya waktu dekat ada agenda mau ke Solo. Jadi, Pak Jokowi, Mas Gibran nggak usah repot-repotlah."

"Kan sudah berkali-kali, keluarga Pak Jokowi keluarga PAN, PAN keluarganya Pak Jokowi," kata Zulhas kepada awak media di kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Selasa (23/4/2024).

"Jadi, sudah jelas. Nggak usah ke sana ke mari, ngapain. Sudah ada rumahnya, namannya Partai Amanat Nasional," tegasnya.

Sehari sebelumnya, Senin (22/4/2024), Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan (PDIP), Komarudin Watubun mengatakan, Jokowi tak lagi kader partainya.

Sebab, Jokowi sudah berada di kubu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024.

"Ah, orang sudah di sebelah sana, bagaimana mau dibilang bagian masih dari PDIP, yang benar saja," kata Komarudin di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin.

Baca juga: Pernah Kerja Bareng Pimpin Kota Solo, Rudy Kini Tak Lagi Anggap Jokowi Kader PDIP. Ini Alasannya

Komarudin juga menyebut, putra sulung Jokowi, Gibran berbohong.

Sebab, dua kali menyatakan akan setia pada PDIP.

Namun, justru menjadi calon wakil presiden pendamping Prabowo pada Pilpres 2024.

"Tentang sikap Mas Gibran, saya kira itu terlalu reaktif untuk menanggapi Pak Sekjen (Hasto Kristiyanto). Karena apa yang disampaikan Pak Sekjen itu benar terjadi dan itu benar (Gibran) berbohong, dua kali itu," ujar Komarudin.

Komarudin menuturkan, DPP PDIP sudah dua kali memanggil Gibran untuk mengonfirmasi mengenai statusnya.

"Kebetulan, yang pertama saya panggil dengan Pak Sekjen di lantai 2, ruang Pak Sekjen dan waktu itu beliau sendiri (Gibran) yang ngomong, bahwa dia sadar, tahun depan bapaknya tidak presiden lagi, 'mau ke mana lagi saya, pasti bersandar di PDIP'," ucapnya.

Baca juga: PDIP Gugat KPU dan Presiden Jokowi ke PTUN Soal Pilpres 2024, Ini Tuduhannya

Halaman
12

Berita Terkini