TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS — Harga beras di Kabupaten Kudus melambung hingga mencapai Rp16.000 per kilogram di tingkat pengecer.
Kondisi ini membuat sejumlah pedagang beras mulai tutup dan terancam bangkrut.
Hal ini membuat transaksi di kios-kios beras Pasar Baru Kudus, akhir-akhir ini, tak seramai biasanya.
Beberapa pedagang hanya duduk di depan kios sambil menunggu pembeli.
Solikhatun, satu di antara pedagang beras Pasar Baru mengatakan, penjualan beras dirasakan lesu semenjak satu bulan lalu.
Baca juga: Dilema Beras Murah Bulog di Kudus, Disyukuri Warga Dikeluhkan Pedagang
Bahkan, pasokan beras dari Bulog ternyata kurang efektif menurunkan harga beras.
"Biasanya, setelah ada bantuan beras, harga beras ikut turun."
"Tapi, yang terjadi sekarang, (harga beras) malah merangkak naik. Beras bulog turun juga tidak berdampak. Pasarnya juga sepi," katanya, Rabu (4/10/2023).
Menurut Solikhatun, mahalnya harga beras saat ini merupakan yang tertinggi selama belasan tahun dia berjualan beras.
Katanya, harga beras ditingkat tengkulak, untuk kualitas medium, dijual seharga Rp13.000 per kilogram.
Sementara, harga beras kualitas premium, tembus Rp13.600 per kilogram.
Dengan harga segitu, harga beras di tingkat pengecer mencapai Rp16.000 per kilogramnya.
Kondisi ini membuat omzetnya anjlok. Jika biasanya dia bisa menjual hingga 5 ton beras per hari, kini, untuk menjual 1 ton beras pun terasa sulit.
"Pada tutup karena pembeli enggak ada. Sekitar 5 sampai 6 kios tutup. Itu sejak 1 sampai 2 bulan terakhir semenjak harga melambung tinggi," jelasnya.
Baca juga: Dihentikan di Tengah Jalan Kudus dan Demak, 2 Kendaraan Kedapatan Bawa 524.800 Batang Rokok Ilegal
Melambungnya harga beras, membuat Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus Sancaka Dwi Supani mengecek langsung ke Pasar Baru Kudus.