Setelah tahapan cap selesai, lanjut Kandar, baru diwarnai dengan didahulukan motif coronannya terlebih dahulu.
"Setelah selesai warna corona, baru blok warna dasar sesuai permintaan," ucapnya.
Dijelaskannya, setelah semua selesai, kemudian dibiarkan kering, baru kemudian dikunci.
"Ini menggunakan water glass bukan air.
Supaya tidak luntur.
Kemudian didiamkan satu malam.
Setelah itu direbus atau nglorot, malemnya biar turun," jelasnya.
Kandar mengungkapkan untuk pembuatan batik corona hari ini merupakan pesanan dari Pondok Pesantren di Jepara.
Terkait harga, dirinya membanderol Rp 150 ribu persatu item atau produk.
Namun jika pesanan dari luar Blora, pemesan harus menambah biaya ongkos kirim.
"Omset justru malah laku banyak saat pandemi untuk motif ini," ungkapnya.
"Untuk pemasaran secara nasional melalui online bahkan luar negeri ada pesanan kita layani.
Pernah pesanan dari Malaysia," lanjutnya.
Baca juga: Soal Dugaan Korupsi Rp 3 M yang Dilakukan Pasangan Polisi di Blora, Kapolres Enggan Berkomentar
Pihaknya berharap ke depan dapat pesanan lebih banyak lagi.
"Bisa dari dalam, luar kota, ataupun kantor-kantor, ini agar teman-teman juga memiliki penghasilan," harapnya.