Berita Semarang

Sambut Datangnya Musim Hujan, DPU Kota Semarang Gencar Keruk Sedimentasi Sungai dan Gorong-gorong

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas DPU Kota Semarang mengeruk sedimentasi sungai di tengah kota, untuk mengantisipasi terjadi banjir.

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Menghadapi datangnya musim hujan, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang mulai mengeruk sedimentasi sungai di beberapa lokasi.

Kegiatan ini dilakukan untuk mengantisipasi dan mencegah datangnya banjir.

Kasie Pengelolaan dan Pengembangan Drainase DPU Kota Semarang Mochamad Hisam Ashari mengatakan, pengerukan difokuskan di wilayah yang berpotensi menimbulkan banjir atau genangan.

Saat ini, sudah ada 16 saluran air yang telah dikeruk, di antaranya di Wolter Monginsidi, Sringin Lama, Penggaron Lor, saluran Brigjend Sudiarto, Tlogomulyo, Genuk Indah, Tawangsari, Anjasmoro, Wana Mukti, dan Meteseh.

Pengerukan endapan sungai juga dilakukan di Kali Seruni, Kali Asin, Kali Semarang ruas Lodan Raya, Kali Semarang ruas Bandarharjo, kantong lumpur Veteran, dan kantong lumpur Sriwijaya.

"Itu yang sudah kami keruk menggunakan alat berat. Di samping itu, kami melakukan pengerukan manual di sejumlah saluran air lain," terang Hisam, Senin (13/9/2021).

Baca juga: Berkat Gol Bunuh Diri Rohit Chand, PSIS Semarang Tahan Imbang Persija Jakarta 2-2 Pekan Kedua Liga 1

Baca juga: Hore! Peserta Seleksi P3K Kota Semarang Bisa Tes Antigen Gratis di Puskesmas Terdekat

Baca juga: Gerbang Dibongkar Biar Lebih Terbuka, Usulan Ganjar Saat Renovasi Masjid Baiturrahman Semarang

Baca juga: Antisipasi Kasus Covid di Sekolah, Dinkes Kota Semarang Lakukan Swab Acak ke Pelajar dan Guru

Menurutnya, pengerukan sedimen di saluran besar dan sungai yang lebarnya dua meter atau lebih, dilakukan menggunakan alat berat.

Sedangkan, saluran kecil yang tidak dapat dijangkau alat berat, dibersihkan petugas DPU secara manual.

Menurutnya, sudah lebih dari 50 saluran kecil yang dikeruk secara manual.

"Kalau aksesnya kecil, seperti di wilayah Tlogosari, kami tidak bisa menjangkau menggunakan alat berat karena manuvernya susah. Petugas langsung turun ke saluran, bawa ember untuk mengeruk secara manual," paparnya.

Tak hanya saluran, DPU juga melakukan pengerukan di sejumlah embung antara lain di Muktiharjo, Meteseh, Untung Suropati, dan Gatot Subroto.

Embung ini menjadi tempat penampungan air sementara saat musim hujan sehingga daya tampungnya perlu ditingkatkan.

"Selain pengerukan dalam rangka menghadapi musim hujan, kami sebenarnya juga rutin melakukan pembersihan saluran dari sampah. Tiap hari, petugas kami melakukan pembersihan karena sampah mengakibatkan gangguan aliran," tambahnya.

Hisam melanjutkan, DPU Kota Semarang juga telah merehab sejumlah talud yang sempat jebol akibat banjir pada musim hujan lalu.

Diakuinya, banjir yang terjadi di Kota Semarang pada musim hujan lalu membuat banyak tanggul jebol.

Setidaknya, sudah ada sekitar 60 titik tanggul yang diperbaiki selama 2021 ini.

"Tapi, itu perbaikan kecil-kecil, paling hanya memperbaiki titik yang jebol, bukan perbaikan panjang," imbuhnya.

Baca juga: Pemerhati Anak Minta UPTD PA Banyumas Turun Tangan Bantu Sembuhkan Trauma Balita Korban Percabulan

Baca juga: Naik Kereta Kini Wajib Vaksin, Berlaku untuk Semua Perjalanan Jarak Jauh dan KA Lokal

Baca juga: Dicat Warna-Warni, Makam di Argomulyo Salatiga Ini Tak Lagi Angker

Baca juga: Tak Punya KK, Keluarga Bocah 3 Tahun yang Suka Makan Tanah di Tegal Tak Pernah Terima Bantuan

Terpisah, Walikota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, Pemkot telah menormalisasi sejumlah saluran dan selokan. Antisipasi sudah dilakukan pemkot sejak awal tahun.

Dia berharap, pengerukan sedimentasi dan sampah yang telah dilakukan bisa mengantisipasi banjir di Kota Lunpia.

"Insyaallah, semua sudah berproses. Mudah-mudahan, bisa mengantisipasi banjir," ucapnya.

Selain antisipasi banjir, pihaknya juga antisipasi potensi tanah longsor saat musim hujan.

Pemkot telah memperbaiki semua talud di titik yang pernah terjadi tanah longsor.

"Meski begitu, kami berharap, masyarakat tetap berhati-hati. Pada saat musim hujan, mereka tetap harus waspada."

"Katakanlah, kalau pas hujannya lebat, mending ngungsi ke tetangga atau saudara yang tempatnya tidak curam," katanya. (*)

Berita Terkini