TRIBUNBANYUMAS.COM, KENDAL - Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Kabupaten Kendal dibuka kembali untuk perawatan pasien Covid-19 bergejala ringan. Sebanyak 43 kamar isolasi disiapkan untuk menampung warga terpapar Covid-19 dengan gejala batuk, pilek, meriang.
Sementara, pasien Covid-19 dengan gejala berat, semisal sesak nafas dan gangguan saluran pernafasan lain, ditempatkan di rumah sakit.
Direktur RSDC Kendal dr Budi Mulyono mengatakan, pada tahap awal, RSDC bisa menampung 43 orang. Namun, ketika terjadi lonjakan kasus, daya tampung RSDC bisa ditingkatkan menjadi 86 orang lewat cara memaksimalkan jumlah tempat tidur yang ada.
"Kami siapkan 43 kamar, masing-masing kamar ada 2 tempat tidur. Prosedurnya, per kamar satu orang. Tetapi kalau nanti terjadi lonjakan, kami coba tempatkan satu keluarga yang positif Covid-19 dalam satu kamar. Jadi, satu kamarnya bisa ditempati dua orang dengan catatan masih keluarga," terangnya, Kamis (17/6/2021).
Baca juga: RSDC Kendal Dibuka Lagi Kamis, Sudah Siap 48 Ruang Isolasi Pasien
Baca juga: Dico: Klaster Keluarga Mendominasi Kasus Covid-19 di Kendal
Baca juga: Mohon Maaf, Kantor Bakeuda Kendal Ditutup Tiga Hari, Buka Lagi Jumat 18 Juni 2021
Baca juga: Sekolah di Wilayah Zona Merah Kendal Disarankan Hentikan Aktivitas Tatap Muka
Di RSDC, Dinas Kesehatan menyiapkan sekitar 40 tenaga kesehatan yang akan bertugas secara bergantian.
Setiap sif disiagakan 15-20 tenaga kesehatan, meliputi dokter, perawat, tenaga sanitarian, hingga apoteker.
Sebanyak 24 tenaga kesehatan dari rekrutan CPNS sudah diberikan arahan sebagai petugas pertama di RSDC. Meliputi, 21 tenaga perawat dan tiga orang dokter.
Saat ini, 20 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 sudah masuk ke RSDC. Sebagian dari mereka mengaku tidak bisa mencium bau, tidak bisa merasakan makanan, mengalami batuk, pilek, dan meriang.
Nantinya, pasien-pasien Covid-19 dengan keadaan stabil di rumah sakit, akan dipindahkan ke RSDC secara berkala guna merampungkan proses isolasi.
"Nanti, kami coba usahakan pasien yang dirawat di rumah sakit yang bergejala ringan bisa dipindahkan ke RSDC agar ruang isolasi di rumah sakit-rumah sakit tidak over kapasitas," tutur Budi.
Warga Langenharjo, Kecamatan Kendal Kota, Wati, mengaku bahwa ia tak merasakan apapun ketika terkonfirmasi positif Covid-19.
Baca juga: 2 Pencuri Spesialis Pecah Kaca Mobil di Demak Diringkus, Sasar Kendaraan Berkaca Transparan
Baca juga: Mantan Bos Pabrik Plastik Tewas di Kamar Mandi di Gabahan Kota Semarang, Sepekan Tak Terlihat Warga
Baca juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini, Gelombang Setinggi 6 Meter Berpotensi Terjadi di Kebumen dan Cilacap
Baca juga: 12 KK Korban Penggusuran di Panggung Tegal Menggugat, Tuding PT KAI Tak Punya Bukti Pemilik Lahan
Katanya, setelah menjalani isolasi mandiri di RSDC, beberapa gejala-gejala semisal hilang penciuman, badan meriang, mulai dirasakan.
Wati pun memilih dirawat di RSDC karena jika isolasi mandiri di rumah, dikhawatirkan akan menularkan ke keluarga.
"Awalnya, saya hanya merasakan badan lemas dan perut mual. Setelah memeriksakan diri ke rumah sakit, hasil swab positif. Takut menularkan ke suami dan anak, saya milih dirawat di RSDC saja, menunggu hasil swab PCR yang belum keluar," ujarnya.
Berdasarkan data Dinkes Kendal, kasus Covid-19 yang masih aktif berjumlah 680 kasus.
Kasus tertinggi didominasi dari Kecamatan Kendal Kota 197 kasus, Boja 76 kasus, dan Kaliwungu 59 kasus. (*)