TRIBUNBANYUMAS.COM, SALATIGA - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mendorong Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga menjadi pusat tes genome squencing.
Ganjar menegaskan, secara infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM), tempat itu siap digunakan sebagai pusat tes genome sqiencing di Jawa Tengah.
Sebab selama ini, pengetesan untuk mengetahui jenis varian baru Covid-19 itu masih mengandalkan Jakarta dan Yogyakarta.
Baca juga: Jangan Diam! Warga yang Mengetahui KDRT di Salatiga Diminta Beri Pertolongan dan Ajukan Perlindungan
Baca juga: Di Salatiga Ada 187 Calon Jemaah Haji, Otomatis Masuk Daftar Keberangkatan 2022
Baca juga: Menulis Aksara Jawa di Daun Lontar, Cara Unik Komunitas Salatiga Heritage Kenalkan Warisan Leluhur
Baca juga: Jumlah Pencari Kartu Kuning Melonjak, Dispernaker Salatiga Berharap Sinyal Positif Dunia Kerja
"Kami kira penting tempat ini dijadikan pusat genome squencing."
"Maka kami akan koordinasi dengan Menkes untuk membantu peralatan baru di tempat ini," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (9/6/2021).
Dia menambahkan, Balai Litbang Vektor Salatiga sudah memiliki alat untuk tes genome squencing.
Tapi alat itu masih alat lama dan belum bisa menyelesaikan secara holistik, cara kerjanya masih parsial sehingga butuh waktu banyak untuk pengetesan.
"Makanya kami harap bisa diselesaikan di sini, sehingga tidak perlu dikirim ke Jakarta atau UGM Yogyakarta."
"Tenaganya di tempat ini sudah profesional, bagus, dan infrastrukturnya sangat mendukung," jelasnya.
Lebih lanjut, B2P2VRP Salatiga merupakan satu tempat tes PCR terbesar di Jawa Tengah.
Dalam sehari, tempat itu bisa menyelesaikan 600 hingga 700 sampel PCR.
"Bahkan pada waktu-waktu tertentu, bisa mencapai 900."
"Jadi tenaga dan infrastrukturnya sudah lengkap kalau ditambah dengan alat tes genome squencing," ucapnya.
Keberadaan pusat pengecekan varian baru Covid-19 di Jawa Tengah itu, lanjutnya, sangat mendesak.
Pasalnya, dengan melonjaknya kasus Covid-19 di Jawa Tengah, perlu diketahui apakah ada varian baru atau tidaknya.