Berita Banjarnegara Hari Ini

Pelaku Usaha di Banjarnegara Masih Terpuruk, Kisah Mereka di Masa Pandemi yang Tak Kunjung Berakhir

Penulis: khoirul muzaki
Editor: deni setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pedagang sedang mendorong gerobak untuk menjajakan dagangannya di Kabupaten Banjarnegara, Rabu (10/2/2021).

Terlebih, saat PPKM yang membatasi jam operasional dan jumlah kunjungan diberlakukan dalam sebulan terakhir ini. 

Ia melihat sejumlah pelaku usaha, semisal cafe atau resto sudah mengurangi jumlah tenaga kerjanya hingga mengalami kebangkrutan. 

Kondisi pelaku usaha di sektor informal semisal PKL tak kalah mengenaskan. 

Mereka mengalami penurunan omset drastis selama PPKM diberlakukan. 

"Untuk sektor informal omsetnya menurun 60 persen sampai 70 persen," katanya. 

Penurunan omset atau penghasilan ternyata bukan hanya dikeluhkan PKL atau pengusaha kuliner yang beroperasi sampai malam.

Roda perekonomian nyatanya digerakkan oleh banyak elemen yang saling menunjang.

Jika salah satunya pincang, pelaku ekonomi lainnya pasti ikut terdampak. 

Iya, meski tidak terikat aturan PPKM, pemilik toko kecil seperti Yanto pun ikut merasakan imbasnya.

Pemilik toko sembako di Desa Kesenet, Kecamatan Banjarmangu itu mengalami penurunan omset selama PPKM diberlakukan.

Bagaimana tidak, tokonya biasa menyuplai kebutuhan pokok sejumlah pengusaha kuliner di Banjarnegara. 

Sementara pelanggannya mengeluh karena usahanya sepi hingga omset penjualan menurun.

Tak ayal, mereka pun ikut mengurangi pembelian bahan baku ke tokonya. 

"Otomatis, karena usaha pelanggan saya sepi, pembeliannya ke toko saya juga berkurang, " katanya. (Khoirul Muzakki)

Polisi Gerebek Gudang Palawija di Gabusan Blora, Jadi Tempat Penyimpanan Pupuk Bersubsidi

Tiga Nakes Sempat Pingsan Seusai Disuntik Vaksin, Dinkes Temanggung: Mereka Sudah Sehat Lagi

Pelantikan Bupati Pemalang Diundur? KPU: Rencana Masih Tetap Dilaksanakan 17 Februari 2021

Rumput Stadion Mochtar Pemalang Berstandar FIFA, Sudah Bisa Digunakan Juni 2021

Berita Terkini