TRIBUNBANYUMAS.COM, KENDAL - Fenomena langka kembali terjadi di pesisir pantai di Kabupaten Kendal, dalam beberapa hari terakhir. Tepatnya, di Pantai Sendang Sikucing Kecamatan Rowosari, masyarakat dihebohkan munculnya kerang ke permukaan pantai, sejak akhir pekan lalu.
Warga pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berburu kerang gratis sebanyak mungkin.
Tak hanya warga sekitar, beberapa orang datang dari kecamatan lain di Kendal, sambil membawa karung sebagai wadah hasil tangkapan.
Solikhin, warga Sendang Sikucing, mengatakan, kerang yang muncul tersebut merupakan kerang remis putih dan bukur.
Sejak Senin (7/12/2020), Solikhin mengajak istri dan dua putranya berburu kerang yang memenuhi sepanjang pantai. Hasil yang didapatkan pun tak mengecewakan.
Dalam sekali mencari, Solikhin bisa membawa pulang sekarung besar kerang untuk dijual dan dimasak.
Dia menjual per kilogram kerang mentah Rp 5.000-Rp 8.000. Sedangkan harga per karung ukuran sedang, berkisar RP 40.000-Rp 70.000.
"Saya dan keluarga sudah tiga kali mencari kerang di sini. Berangkat pagi, pukul 05.00 WIB, kadang selesai pukul 09.00 WIB. Yang penting, kalu karung ini penuh, pulang," terangnya kepada Tribunjateng.com, Kamis (10/12/2020).
Istri Solikhin, Tumini, menjelaskan, fenomena munculnya kerang di pantai memang biasa terjadi. Katanya, kerang bisa muncul saat air laut pasang akibat angin barat.
Kata Tumini, kerang yang terdampar di pantai saat ini lebih banyak dari pada biasanya.
"Kerangnya bagus-bagus. Yang penting, pilih yang masih menutup atau hidup, kalau yang mati enggak enak. Biasanya, ada kerang yang besar, namanya totok toyang. Tapi, ini belum muncul," kata Tumini.
Fairon, warga Desa Jatipurwo, mengatakan, setiap musim kerang, ia selalu meluangkan waktu ikut memunguti kerang bersama warga lain.
Baca juga: Hasil Hitung Cepat Pilbup Kendal 2020: Dibas Klaim Cuma Kalah di Dua Kecamatan, Lainnya Menang
Baca juga: Coblosan Pilkada Kendal, Satgas Covid-19 Wajibkan TPS Beri Jeda Tiap Dua Jam
Baca juga: Dindik Banyumas Bakal Perpanjang PJJ hingga Tahun Depan Jika Kasus Covid-19 Masih Tak Terkendali
Baca juga: Pemkab Kendal Peringkat Terakhir Penilaian MCP KPK, Laporan Dana Desa Juga Banyak yang Tidak Sesuai
Bermodalkan kantong plastik, Fairon tak canggung memunguti kerang satu per satu hingga terkumpul untuk dibawa pulang.
"Munculnya kerang-kerang ini memang biasanya pas musim hujan, kadang November atau Desember, ketika ada angin laut, angit laut barat," ujarnya.
Sementara itu, staf pengelola tempat wisata Pantai Sendang Sikucing, Mustakim menerangkan, ombak pasang terjadi akibat datangnya angin barat sejak Minggu lalu.
Besarnya, ombak menurut Mustakim, mampu membawa kerang-kerang yang biasa hidup di bawah lumpur, naik ke permukaan pantai.
Pihaknya pun mengizinkan warga yang datang untuk mengambil kerang yang berserakan di bibir pantai selagi tidak menimbulkan konflik.
"Saat musim angin barat memang muncul kerang. Ada kerang putih disebut remis, kerang bukur, dan kerang besar atau warga sini menyebutnya totok toyang. Palingan, yang mengambil kerang warga sekitar dan beberapa desa tetangga. Sebagian ada yang dari kecamatan lain, semisal Weleri," terangnya.
Mustakim menjelaskan, fenomena munculnya kerang biasa terjadi saat musim angin barat datang terutama saat musik hujan.
Katanya, waktu tersebut bisa terjadi pada November, Desember, ataupun Januari, atau saat gelombang pasang air laut tinggi.
Hanya saja, kerang yang muncul kali ini merupakan terbanyak dari beberapa kejadian beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Rutin Gelar Razia Masker 4 Kali Sepekan, Satpol PP Purbalingga Masih Temukan Warga Tak Bermasker
Baca juga: Sidang Konser Dangdut Tegal: Pemilik Orkestra Dikontak Setahun sebelum Acara, Tahu Izin Dicabut
Baca juga: Tipu Korban Lewat Modus Jual Emas Murah, Warga Gancang Banyumas Ini Dibekuk Polsek Ajibarang
Baca juga: Jalur Pendakian Gunung Slamet via Bambangan Ditutup Lagi, Cuaca Ekstrem Masih Mengancam
Ia memprediksi, gelombang air laut tinggi terjadi sebulan penuh hingga akhir 2020 nanti.
"Kebetulan, fenomena kerang ini adanya di pantai Sendang Sikucing saja. Rejeki buat warga saat musim hujan datang. Sementara, nelayan juga tidak berani melaut," ujarnya.
Adanya fenomena ini, ratusan warga setiap pagi hingga sore hari memadati pantai Sendang Sikucing.
Mereka memunguti kereang yang berserakan secara gratis, baik anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.
Beberapa membawa plastik sebagai wadah tetapi ada juga yang membawa baskom, juga jaring buatan. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang membawa karung untuk berburu kerang cuma-cuma itu. (*)