Khususnya terkait upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.
Seperti diketahui Merapi sempat berstatus waspada level II selama setahun lebih.
Erupsi magmatis kerap terjadi dan menjadi tontonan warga di malam hari.
"Seiring dengan berhentinya ekstrusi magma, Merapi kembali memasuki fase intrusi magma baru yang ditandai dengan peningkatan gempa vulkanik dalam."
"Serta rangkaian letusan eksplosif higga 21 Juni 2020," kata Hanik.
Peningkatan vulkanik meningkat saat ini ditandai dengan peningkatan kegempaan dan deformasi.
Kondisi tersebut dapat memicu terjadi proses ekstrusi magma secara cepat atau letusan eksplosif.
"Potensi ancaman bahaya berupa guguran lava, lontaran material, dan awan panas sejauh 5 kilometer," imbuhnya. (Mamduh Adi)
Baca juga: Cerita Srikandi Asal Kota Tegal, Sempat Dianggap Gila Karena Mainan Sampah
Baca juga: Dodi Kangen Keluarga, Mengintip Keseharian Pasien ODGJ di Panti Sosial Eks Psikotik Cilacap
Baca juga: Terkumpul Rp 4,1 Juta, Hasil Denda Operasi Masker di Karanganyar Selama Sebulan
Baca juga: Di Salatiga, Atap Empat Rumah Warga Rusak Parah, Rabu Malam Diterjang Angin Kencang