Berita Jawa Tengah

Tak Sedikit Pelajar SMP Terlibat Demo Ricuh di DPRD Jateng, Polisi: Diajak Melalui WhatsApp Group

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

sejumlah kepala sekolah mendatangi gedung DPRD Jateng untuk mengecek peserta didiknya apakah ada yang ikut demo di DPRD Jateng atau tidak, Rabu (7/10/2020).

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Polisi sempat menangkap 269 orang yang terlibat aksi demo berujung ricuh di depan Kantor DPRD Jateng pada Rabu (7/10/2020).

Kemudian dilakukan verifikasi dan wawancara serta pendataan.

Setelah itu sebanyak 76 orang dipulangkan karena tidak terbukti melakukan tindakan anarkis.

Sedangkan sisanya sebanyak 193 orang dibawa ke Mapolrestabes Semarang untuk dilakukan pendalaman.

Polisi melakukan pendalaman lagi melalui cara wawancara.

Lima Sekolah Sudah Mulai Simulasi KBM Tatap Muka, Termasuk SMK Jateng Purbalingga

Galakkan Jogo Santri di Jateng, Gus Yasin Minta Ponpes Mau Lakukan Lockdown

Tekan Angka Kematian di Jateng, Ganjar Minta RS Rujukan Beri Perhatian Serius Pasien Komorbid

Spanduk Kotak Kosong Dicopot Warga di Kebumen, Ini Komentar Bawaslu Jateng

Dari jumlah itu, ada empat orang yang diduga kuat merupakan pelaku yang melakukan aksi anarkis saat demo.

Polisi menyebut dari peserta aksi demo yang ditangkap tersebut, beberapa di antaranya merupakan pelajar SMP.

"Selain SMA, SMK, ada juga (siswa) SMP yang diajak (demo)."

"Ini yang kami sayangkan," kata Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Benny Setyowadi kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (8/10/2020).

Menurutnya, pelajar SMP masih sangat kecil dan di bawah umur untuk diajak demo hingga berujung ricuh.

"Kenapa kok adik- adik SMP bisa ikut diajak, diprovokasi untuk ikut aksi."

"Mereka kan masih dalam kondisi anak- anak, janganlah dilibatkan untuk aksi provokasi seperti ini," tegasnya.

Ketika ditanya berapa jumlah mahasiswa, pelajar SMA, dan SMP yang ditangkap, AKBP Benny  belum mengelompokkan mereka berdasarkan status.

"Kami masih mendalami dan mendata secara general."

"Yakni mencatat nama dan alamat," ucapnya.

AKBP Benny menambahkan, para pelajar ikut demo karena ada ajakan yang dikirimkan melalui layanan pesan Whatsapp Group (WAG).

Hal senada juga diungkapkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang menyesalkan terlibatnya pelajar SMP dan SMA, SMK di Jawa Tengah dalam aksi demo menolak UU Cipta Kerja.

Untuk mengantisipasi kejadian serupa, dia meminta seluruh kepala sekolah dan orangtua mengajak bicara para pelajar itu secara baik- baik.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (bertopi) menemui demonstran yang diamankan di Mapolrestabes Semarang, setelah demo penolakan UU Cipta Kerja di depan Gedung DPRD Jawa Tengah ricuh, Rabu (7/10/2020). (Kompas.com/Istimewa)

Begini Aktivitas Santri Positif Covid-19 Selama Jalani Karantina Mandiri di Ponpes Kebumen

Masyarakat Temanggung Bisa Tukar Botol Plastik Menjadi BBM di SPBU, Begini Syaratnya

RSUD Cilacap Sudah Miliki Laboratorium Tes PCR, Tahap Awal Sehari Bisa Uji 180 Sampel

"Kami semalam menjenguk beberapa peserta demo yang diamankan ke Polrestabes Semarang."

"Ternyata ada anak SMP, SMK dan SMA, ini kan kasihan."

"Apakah mereka diajak, ikut sendiri, atau masalahnya apa," kata Ganjar kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (8/10/2020).

Saat menengok para pelajar yang ditangkap aparat kepolisian itu, Ganjar menegaskan bahwa anak-anak itu tidak tahu apa-apa.

Mereka tidak mengerti demo tentang apa, dan belum membaca UU Sapu Jagat membahas soal apa.

"Kami tanya mereka, tidak ada yang paham dan tidak tahu mereka itu ikut demo tentang apa."

"Mereka tahunya dari WA Group," jelasnya.

Untuk itu, Ganjar meminta seluruh kepala sekolah di Jawa Tengah untuk mengecek.

Tak hanya itu, orangtua juga diminta aktif dalam upaya pendidikan anak-anak bangsa itu.

"Anak-anak ini adalah masa depan, harus diedukasi soal itu."

"Memang penting memberikan ruang kepada mereka untuk mengetahui, tapi jangan sampai kemudian mereka hanya ikut-ikutan dan menimbulkan masalah."

"Kan kasihan, kami minta kepsek dan orangtua mengajak bicara anak-anak ini agar bisa memahami," tegasnya.

Sementara, Kepala SMA Negeri 11 Semarang, Hartanto sempat mendatangi Gedung DPRD Jateng dimana peserta aksi yang ditangkap kepolisian dikumpulkan terlebih dahulu.

Dia dan sejumlah kepala sekolah SMA dan SMK di Semarang datang untuk mengecek apakah siswa didiknya turut serta dalam aksi atau tidak.

"Kami datang bersama beberapa kepala sekolah untuk mengecek."

"Ternyata tidak ada siswa SMA Negeri 11 Semarang yang ikut," ucapnya.

Dia dan beberapa kepala sekolah datang karena ada informasi pelajar sekolah ikut demo.

Setelah itu antar kepala sekolah berkomunikasi dan memutuskan untuk mengeceknya ke lokasi. (Mamduh Adi)

Jelang Lanjutan Liga 2 2020, Kebugaran Fisik Pemain Disebut Masih Jadi Persoalan Serius Persis Solo

Pemuda Asal Kebumen Ini Ngaku Kulakan Pil Koplo dari Jakarta, Tinggal Telepon Barang Dikirim

Tekan Kasus Covid-19, Dinkes Kabupaten Semarang Makin Gencar Terapkan Pola 3T

Perlu Dipahami, Ini Syarat Korban Kecelakaan Lalu Lintas Dapat Jaminan Kesehatan

Berita Terkini