"Adapun kegiatan lain akan diselenggarakan setelah kondisi sudah kondusif," jelasnya.
Kegiatan lain yang sudah direncanakan matang antara lain Walking Tour Kota Lama, Pasar Sentiling yang menyajikan kuliner masa lalu, lomba atau kompetisi foto dan video.
Serta workshop dan talkshow dengan tema- tema yang dapat mengedukasi masyarakat, berbagai kompetisi, dan beberapa acara hiburan.
Menurutnya, Festival Kota Lama merupakan bentuk nyata kolaborasi unsur pemerintah dengan pihak swasta.
• Bantu UMKM Terdampak Pandemi, Pemkab Banjarnegara Sosialisasikan Program Subsidi Bunga
• Akhirnya Setelah Sekian Lama, Warga Desa Gununglangit Banjarnegara Rasakan Jalan Diaspal
• Target PAD Kabupaten Purbalingga Sektor Pajak Dikurangi Rp 1,4 Miliar
• Resmi, PKU Muhammadiyah Purbalingga Bermetamorfosis Jadi Rumah Sakit Umum
Oen’s Foundation Semarang menjalin kerja sama dengan Kemenparekraf, KBRI Den Haag, Pemprov Jateng, Pemkot Semarang dan Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang.
Yeru menjelaskan, saat ini FKL sudah masuk dalam Top 100 National Calendar of Event 2020.
Festival ini sudah digelar sejak 2012 dan selalu mendapat perhatian masyarakat.
Baik dari Kota Semarang dan sekitarnya maupun dari kota-kota lain di Indonesia, bahkan dari Belanda.
"Festival Kota Lama juga sebagai wujud kepedulian penyelenggara terhadap kelestarian daya dukung Kota Lama."
"Serta upaya Pemkot Semarang untuk memasukkan kawasan ini sebagai warisan budaya dunia di UNESCO," ujarnya.
Terlebih lagi, lanjutnya, Kota Lama Semarang telah ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Dikatakan, gelaran Festival Kota Lama sebagai bentuk dukungan terhadap peningkatan sektor pariwisata Kota Semarang dan Jawa Tengah.
Juga sebagai partisipasi nyata terhadap upaya pelestarian kawasan cagar budaya.
Sekarang kawasan ini sudah berhasil tumbuh sebagai destinasi wisata unggulan di ibu kota Jawa Tengah.
Maka perlu langkah konkret agar hal tersebut tetap menjaga kelestarian kawasan sebagai cagar budaya.