Ia mengatakan, keadaan seperti dirinya juga dialami IKM logam bagian jasa yang kerap menerima orderan dari perusahaan BMUN, seperti PLN dan Telkom.
• Ini Alasan PKB Ikut Usung Hendi-Ita di Pilwakot Semarang 2020
• Masih Kurang 22 Persen, Perusahaan Kabupaten Semarang Belum Daftarkan Pekerja di BP Jamsostek
• Terbukti Tidak Gunakan Masker di Ruang Publik, 28 Warga Banyumas Didenda Rp 50 Ribu
"Jadi kami dari perajin butuh job, butuh pekerjaan."
"Kami bingung mau melangkah ke mana," ungkapnya.
Haikal berterima kasih kepada Kemenperin dan Disnakerin Kota Tegal, yang telah mempertemukan perajin IKM logam dengan asosiasi industri besar.
Dia berharap, pertemuan tersebut dapat menjadi pasar bagi para perajin IKM logam.
Haikal juga berharap, Disnakerin Kota Tegal bisa menyolidkan antar perajin.
Kemudian disediakan dapur industri agar bisa dimanfaatkan para pelaku IKM logam.
Haikal mengatakan, dahulunya sempat ada dapur industri di Kota Tegal.
Tapi kemudian mangkrak.
"Jadi dapur industri itu bisa dimanfaatkan untuk semua perajin IKM logam."
"Tempat itu juga bisa untuk menunjang pasar," jelasnya.
Kepala Disnakerin Kota Tegal, Heru Setyawan mengatakan, pihaknya bersama Kemenperin mempertemukan perajin IKM logam dengan asosiasi industri besar.
Ia mengatakan, tujuannya untuk membangun kemitraan supaya ada rantai pasokan dari industri kecil ke industri besar.
Heru mengatakan, setelah pertemuan rencananya akan ada MoU dengan beberapa industri besar.
Antara lain dengan Ikatan Perusahaan Industri Galangan Kapal dan Lepas Pantai (Iperindo), Perkumpulan Industri Komponen Kapal Indonesia (PIKKI), dan PT Metindo Era Sakti.