TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Masih ada seribu lebih orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Jawa Tengah yang masih dalam kondisi terbelenggu.
Mereka tersebar di seluruh wilayah di Jateng.
Ini menyerupai fenomena gunung es karena yang terlihat hanya di bagian permukaan saja.
Hakl itu disampaikan Anita Mayasari Ns, Perawat Klinik Jiwa Tumbuh Kembang Anak RSJD dr Amino Gondo Hutomo Jawa Tengah.
• Berminat Beli Mobil Sitaan Negara? Siapkan Uang Minimal Rp 25 Juta dan Uang Jaminan Rp 12,5 Juta
• Ganjar Minta Lomba Perayaan HUT RI Digelar Secara Virtual: Agar Tak Ada Klaster Baru
• Kwarran Somagede Banyumas Laksanakan Sosialisasi Sensus Gugus Depan
Ia mengatakan, data itu bisa dipertanggungjawabkan.
Anita mengatakan, secara resmi data yang dikeluarkan oleh Dinkes Provinsi Jateng pada September 2019, hanya terdapat 511 orang yang dipasung.
"Kalau Dinkes menyebutnya 511 orang, tapi data lain lebih dari seribu orang," terangnya saat menjadi pembicara dalam pelatihan asuhan perawat jiwa di RSI Banjarnegara, beberapa waktu lalu Jumat (7/8).
Ini menjadi masalah serius tentunya.
Fenomena pemasungan terjadi karena ketidaktahuan masyarakat.
Sehingga menurutnya tim medis harus turun tangan untuk mengatasi permasalahan ini.
Ia pun mengapresiasi rencana berdirinya bangsal jiwa di Rumah Sakit Islam Banjarnegara medio Agustus 2020 ini.
Ia berharap kehadiran bangsal jiwa itu banyak membantu masyarakat yang mengalami gangguan jiwa di Banjarnegara.
Kandar MKes, pembicara lain pada acara itu mengatakan, ODGJ sejatinya bisa disembuhkan.
Pengobatan untuk ODGJ harus seumur hidup. Karenanya, harusnya tidak perlu lagi ada pemasungan terhadap mereka.
"Obatnya harus terus menerus ini perlu sekali peran lingkungan dan keluarga," katanya.