"Kim Jong Un, dalam pesannya, menyatakan rasa terima kasihnya yang dalam kepada Presiden Republik Arab Suriah, karena mengirim pesan salamnya yang tulus, yang mencerminkan rasa hormat yang hangat kepada Presiden Kim Il Sung, yang selalu hidup di hati para rakyat Korea dan pemimpinnya, di hari ulang tahunnya yang ke-108."
TRIBUNBANYUMAS.COM, PYONGYANG - Pemerintah Korea Utara (Korut) berupaya menepis bawah pemimpin tertinggi mereka, Kim Jong Un, sedang sakit parah.
Kabar Kim Jong Un sakit parah merebak setelah ia melewatkan ulang tahun kakeknya, Kim Il Sung, pada 15 April 2020 kemarin.
Di tengah kabar sakitnya Kim Jong Un, saluran resmi pemerintah Korut menerbitkan surat balasan untuk Presiden Suriah, Bashar Al-assad.
Surat balasan itu berisikan rasa terima kasih kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad atas harapan baiknya di hari ulang tahun Kim Il Sung.
Saluran media pemerintah Korea Utara, Korean Central News Agency, menerbitkan teks balasan yang diduga dikirim Kim pada Rabu (22/4/2020).
• Korea Utara Klaim Bebas dari Virus Corona, Amerika Serikat Nyatakan Keraguannya
• Cegah Penularan Corona, Korea Utara Ancam Tembak Mati Warga China yang Nekat Lintasi Perbatasan
• Diduga Terinfeksi Virus Corona, Pejabat Korea Utara Ini Langsung Ditembak Mati
• Pesawat Terbang Dilarang Angkut Penumpang Per 24 April, Kecuali Pejabat Tinggi Negara. Sudah Adil?
"Kim Jong Un, dalam pesannya, menyatakan rasa terima kasihnya yang dalam kepada Presiden Republik Arab Suriah, karena mengirim pesan salamnya yang tulus, yang mencerminkan rasa hormat yang hangat kepada Presiden Kim Il Sung, yang selalu hidup di hati para rakyat Korea dan pemimpinnya, di hari ulang tahunnya yang ke-108."
Tetapi pemberitaan itu tidak menyertakan kabar terbaru kondisi Kim Jong Un setelah ia melewatkan ulang tahun kakeknya pada 15 April.
Itu merupakan acara terpenting Korea Utara, dan Kim Jong Un (36) tidak pernah melewatkannya sejak mewarisi kekuasaan dari ayahnya pada akhir 2011.
Namun, pertanyaan tentang masa depan politik Korea Utara kemungkinan akan bertambah jika ia tidak menghadiri acara publik berikutnya.
Kim adalah generasi ketiga dari keluarganya yang memerintah Korea Utara, dan kultus kepribadian yang kuat telah dibangun di sekelilingnya, termasuk ayah dan kakeknya.
Garis keturunan mitos keluarga Paektu yang dinamai mengikuti nama gunung tertinggi di Semenanjung Korea, Gunung Paektu, diketahui hanya memberi hak memerintah bangsa ke anggota keluarga langsung.
Itu membuat adik perempuan Kim Jong Un, Kim Yo Jong, kandidat yang paling mungkin untuk turun tangan jika kakak laki-lakinya sakit parah, lumpuh, atau meninggal.
Tetapi beberapa ahli mengatakan kepemimpinan kolektif, yang dapat mengakhiri aturan dinasti keluarga, juga bisa dimungkinkan.
"Di antara elite kekuasaan Utara, Kim Yo Jong memiliki peluang tertinggi untuk mewarisi kekuasaan, dan saya pikir kemungkinan itu lebih dari 90 persen," kata analis Cheong Seong-chang di Institut Sejong Korea Selatan, dikutip dari Sydney Morning Herald Kamis (23/4/2020).