"Kalau nanti diumumkan, malah pada heboh, dan apalagi jika ternyata bukan."
"Kalau hasil rapid test positif, harus diulang swab. Kalau hasil swab positif kedua, barulah kami berani umumkan."
"Kemudian yang negatif juga jangan senang dahulu, kalau muncul gejala ya harus diswab lagi," ujar Pramesti.
Lebih lanjut Pramesti memaparkan, rapid test yang diperiksa itu bukan kuman atau virusnya, melainkan antibodi di dalam badan.
Apabila swab memang untuk melihat virus pada tubuh pasien bersangkutan.
Antibodi seseorang tidak langsung muncul ketika seseorang terinfeksi.
"Jadi kalau seorang terinfeksi virus, hari pertama sampai ketujuh antibodinya belum muncul."
"Kalau diperiksa rapid test hari pertama ya negatif. Padahal setelah hari ketujuh muncul antibodinya."
"Kalau seorang positif, positif dia di hari kesembilan dan kesepuluh," terangnya.
Pramesti akan mengusahakan semua tenaga kesehatan yang pernah menangangi pasien corona akan menjalani rapid test.
Tapi memang sampai saat ini terkendala keterbatasan alat tersebut.
"Karena belum ada dropping lagi dari Pemprov Jateng. Bila kami ini melihatnya sudah mendesak dilakukan rapid test pada beberapa hasil tracing."
"Kami atas izin Sekda dan ketua gugus, kami adakan pengadaan rapid test."
"Semoga dapat disetujui dan alat tersebut dapat segera kami terima," pungkasnya. (Muhammad Yunan Setiawan)
• Apapun Bisa Disulap Jadi RS Darurat Covid-19, Ganjar: Terpaksanya Tenda Bisa Digunakan
• Sudah Pulang Dinyatakan Sembuh, PDP Wanita Asal Mrebet Purbalingga Meninggal Hari Ini
• New York Mulai Gali Kuburan Massal, Tercatat Kasus Virus Corona Tertinggi di Dunia
• Satu Lagi, PDP Terkonfirmasi Positif Corona di Banyumas, Riwayat Pernah Jenguk Pasien Asal Cilacap