Teror Virus Corona

BREAKING NEWS: Satu PDP di RS Margono Soekarjo Purwokerto Dinyatakan Positif Virus Corona

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Simulasi petugas medis yang menggunakan perlengkapan khusus saat menangani pasien Corona

BREAKING NEWS: Satu PDP di RS Margono Soekarjo Purwokerto Dinyatakan Positif Virus Corona

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Satu Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Rumah Sakit Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto terkonfirmasi positif Covid-19, pada Sabtu (21/3/2020).

Pernyataan tersebut datang langsung oleh Bupati Banyumas, Achmad Husien yang menyatakan bahwa benar ada satu pasien di RS Margono yang dinyatakan positif virus corona.

"Betul bahwa satu orang pasien yang beralamat di Purwokerto Timur telah positif virus corona," ujar bupati kepada TribunBanyumas.com melalui pesan singkat Sabtu (21/3/2020).

Sebelumnya, pasien tersebut dirawat dalam ruang isolasi RSMS Purwokerto.

Namun demikian, bupati mengimbau dan memohon supaya masyarakat jangan panik karena petugas akan mulai bertindak cepat.

Update Virus Corona di Dunia: 271.629 Kasus Positif, 87.403 Sembuh. Kematian Italia Lampaui China

Perempuan Positif Virus Corona Pelaku Kekerasan Ini Ludahi 7 Polisi saat Ditangkap

UPDATE: Total Ada 450 Kasus Positif Virus Corona, Tambah 81 Kasus. DKI Jakarta Masih Tertinggi

Malaysia Deportasi Ratusan TKI dan WNI, Tak Mau Pusing di Tengah Lokcdown

Pasien Sempat Ditolak RS Lain

Heboh kabar Pasien Dalam Perawatan (PDP) virus corona asal Pangandaran ditolak beberapa rumah sakit di sana.

Karena tidak kunjung mendapat rumah sakit, akhirnya pasien tersebut dirawat di RSUD Cilacap Jawa Tengah.

Menanggapi kabar tersebut Kadinkes Kabupaten Pangandaran Jawa Barat angkat bicara.

Ia membantah adanya penolakan, menurutnya pasien dibawa ke daerah lain karena ruang isolasi di rumah sakit terdekat dengan Kabupaten Pangandaran, dalam kondisi penuh.

"Puskesmas sudah kontak Rumah Sakit Banjar, Ciamis, Tasik, namun ruangan isolasinya penuh," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran, Yani Ahmad Marzuki saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Sabtu (21/3/2020).

Yani sekaligus membantah informasi yang beredar bahwa pasien ditolak di sejumlah rumah sakit. Hal itu, kata dia, tidak benar.

"Bukan berarti (pasien) dibawa ke sana kemari. Diombang-ambing. Tetapi lewat telepon," jelasnya.

Yani menjelaskan, pasien tersebut menderita demam tinggi selama empat hari di Jakarta. Suhu tubuhnya 38 derajat Celcius.

"Pengakuan pasien, ia sempat kontak dengan pasien positif covid di Jakarta. Kata dia, pasien positif itu sudah meninggal dunia," jelas Yani.

Pasien Bukan Warga Pangandaran

Dia melanjutkan, pasien ini kemudian hendak pulang kampung ke Cilacap, Jawa Tengah.

Namun karena istrinya berada di Pangandaran, ia akhirnya menuju Pangandaran.

"Pasien ini bukan warga Pangandaran, KTP-nya Jawa Tengah," kata Yani.

Pasien tiba di Mangunjaya hari Kamis. Namun dia mengeluhkan demam tinggi.

Pasien kemudian dibawa ke Puskesmas Mangunjaya, Kamis malam.

"Karena pernah kontak dengan Covid di Jakarta, lalu suhu tubuhnya 38, ada sesak nafas, otomatis puskesmas (menganalisa) PDP," ucap Yani.

Pasien kemudian hendak dirujuk ke rumah sakit yang memiliki ruang isolasi.

Pihak puskesmas menelepon RSUD Banjar, Ciamis dan Tasikmalaya.

"Karena info awalnya PDP, ruang isolasi penuh di rumah sakit tersebut," ucap Yani.

Yani melanjutkan, Kamis malam pasien dirujuk ke Rumah Sakit Siaga Medika di Banyumas, Jawa Tengah.

Saat itu, pasien diantar tiga petugas dengan pakaian APD (alat perlindungan diri).

Melihat pasien diantara petugas berpakaian APD, pasien sempat ditolak saat tiba di Rumah Sakit Siaga Medika.

Yani mengatakan ada miskomunikasi antara Puskesmas Mangunjaya dengan RS Siaga Medika.

"Puskesmas menginfokan hanya Febris (panas biasa). Saat petugas pakai APD, mereka (petugas rumah sakit) kaget."

"Terlebih rumah sakit itu bukan rujukan Covid. Menolak, lho katanya febris tapi kondisi kayak ini. Pasien kemudian dirujuk ke RSUD Banyumas," beber Yani.

Dia menambahkan, Pemkab Pangandaran memang menjalin MoU dengan Rumah Sakit Siaga Medika.

Hal ini karena Pangandaran belum memiliki RSUD sendiri.

Wabah Virus Corona Menyerang, Bupati Tunda Resepsi Mantu

Bupati Banyumas, Achmad Husein, punya gawe mantu. Acara resepsi harusnya digelar pada Sabtu (21/3/2020) ini.

Undangan pun telah disebar, sejak beberapa waktu lalu. Namun, Bupati Banyumas memilih menunda acara resepsi pernikahan keluarganya itu, guna mengantisipasi meluasnya wabah virus corona.

"Saya mau mantu, tapi ditunda. Seharusnya Sabtu ini resepsi, tapi ya akhirnya hanya akad nikah saja, tamu yang hadir juga terbatas," kata Husein, Jumat (20/3/2020).

Gawe mantu Bupati Banyumas itu adalah menikahkan keponakan, yang telah seperti anaknya sendiri. Sebab, memang sedari kecil mempelai sudah ikut Achmad Husein.

"Saya punya keponakan yang ikut saya sejak kecil, anak dari saudara istri saya," ujarnya.

Malah ke Pasar dan Rewang Tetangga, Pasien Suspect Corona Ini Dijemput Paksa. Sekomplek Diisolasi

Pilihan Bupati ini sejalan dengan imbauan yang ia berikan kepada selurh masyarakat Banyumas, agar menghindari kerumunan untuk sementara waktu ini.

Termasuk di antaranya adalah menggelar hajatan resepsi mantu, pengajian, serta yang melibatkan banyak orang, 

Terlebih, saat ini wabah virus corona terus menyebar luas di berbagai wilayah di Indonesia.

Hal itu disampaikan Husein di hadapan puluhan kepala desa saat memberi pengarahan mengenai kewaspadaan penyebaran virus corona di Pendapa Sipanji, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (20/3/2020).

Untuk menghindari kerumunan, kegiatan pengarahan kepada para kades juga dibagi menjadi lima sesi dari pagi hingga sore.

Selain itu, jarak antar kursi dibuat agak longgar.

Sudah Sebar Undangan, Gawe Mantu Bupati Banyumas Ditunda: Harusnya Hari Ini Resepsi Pernikahan

Minta Pemuka Agama Tunda Kegiatan

Pada kesempatan itu, Husein juga meminta kepada para pemuka agama untuk menunda kegiatan yang melibatkan banyak orang seperti pengajian dan lain-lain.

Lebih lanjut Husein meminta satgas yang telah dibentuk di setiap desa untuk dapat menjalankan tugas secara maksimal.

Satgas diminta mendata seluruh warga yang baru kembali dari luar negeri atau luar kota.

"Semua warga di-screening, tanyain semuanya. Cari ODP (Orang Dalam Pemantauan), ODP adalah orang-orang yang pernah pergi ke daerah terjangkit seperti Jakarta, Solo, Yogayakarta, Bali, luar negeri semuanya pasti," ujar Husein.

Selain baru pulang dari daerah terjangkit, sambung Husein, ODP ialah orang yang memiliki salah satu gejala, seperti demam, batuk atau pilek.

"Enggak masalah ODP-nya (akan bertambah) banyak, akan dipantau."

"ODP periksa ke puskesmas tidak bayar, tapi yang kaitannya Covid-19, kalau penyakit lain jangan numpang," kata Husein. (jti)

Bukan TKW, Kita! Kronologi Anggota DPRD Blora Tolak Cek Kesehatan Setelah Pulang Kunker dari Lombok

Pelantikan PPS Kota Solo Ditunda, Ketua KPU: Karena KLB Virus Corona, tapi Penetapan Tak Berubah

Merasa Direndahkan Anggota DPRD Blora, TKW Asal Cilacap di Hongkong Bikin Surat Terbuka

ODP dan PDP Virus Corona Meninggal di Madiun, Tak Ada Riwayat Kontak dengan Orang Positif Covid-19

Berita Terkini