Berita Cilacap

Desa Sumingkir Jadi Exit Tol Cilacap, Kades: Terdampak Cuma di Dusun Kedung Banteng Selatan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kades Sumingkir, Yunaedi.

TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Desa Sumingkir, Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap direncanakan dipilih sebagai lokasi Exit Tol Gedebage-Cilacap.

Menurut Sekretaris Bappeda Kabupaten Cilacap, Achmad Fauzi, pemilihan lokasi exit tol di Sumingkir agar tidak terjadi penumpukan kendaraan bermotor di pusat perkotaan Cilacap.

Sehingga lokasi exit tol dipilih yang jauh dari kota.

Menanggapi informasi tersebut, Kepala Desa Sumingkir, Yunaedi mengklaim telah mengetahui desanya direncanakan akan dipilih sebagai lokasi exit tol.

Kisah Mbah Kartasun Berjualan Meja di Usia 89 Tahun, Sering Dikira Pengemis dan Selalu Bawa UUD 45

BREAKING NEWS, Empat Pasien Dinyatakan Negatif Corona di Banyumas, Tinggal Satu Lagi

"Namun, itu masih rencana. Belum tentu juga," katanya saat ditemui Tribunbanyumas.com, Senin (9/03/2020).

Yunaedi mengatakan, pemerintah desa akan mendukung program nasional tersebut.

Dia juga mengharapkan warga Desa Sumingkir bisa dilibatkan sebagai tenaga kerja proyek pembangunan tol maupun rest area tol.

Yunaedi mengetahui desanya menjadi lokasi exit tol saat sosialisasi AMDAL pembangunan Tol Gedebage-Cilacap di Pendopo Kecamatan Jeruklegi, pada Desember 2019.

Dalam pertemuan itu, setelah mengetahui wilayah desanya dipilih sebagai lokasi exit tol, dia meminta kepada konsultan pembangunan tol untuk membuat jembatan penghubung.

Seumpama ada desa yang terpisah karena pembangunan tol.

"Pembangunan jembatan itu wajib. Entah bentuknya underground atau bagaimana."

"Pokoknya harus ada jembatan penghubung," ujar Yunaedi.

Dari pengumuman rencana pembangunan tol Gedebage -Cilacap yang terpasang di Pendopo Kecamatan Jeruklegi.

Ada empat kecamatan di Cilacap yang terdampak tol.

Terkhusus di Kecamatan Jeruklegi, terdapat lima desa yang turut terdampak pembangunan tol.

Satu di antaranya Desa Sumingkir.

Gadis 15 Tahun Bunuh Teman, Kemen PPPA: Pelaku Itu Juga Korban, Kami Beri Dampingan Psikologi

Simimang, Durian Asal Sigaluh Banjarnegara yang Isinya Bikin Tercengang, Pantas Juara Nasional

Menurut Yunaedi, sebagaimana informasi yang ia dapatkan saat ikut sosialisasi rencana pembagunan tol, lokasi exit tol itu berada di Dusun Kedung Banteng Selatan.

Yunaedi menjelaskan, Desa Sumingkir memiliki luas wilayah sekira 564, 26 hektare dan terdiri dari Dusun Kedung Banteng Utara, Kedung Banteng Selatan, Ciledug, Ciwuntu, dan Blender.

"Hanya satu dusun yang terdampak," ujarnya.

Sementara itu Plt Kadus Kedung Banteng Selatan, Robikhun Amin menambahkan, terdapat lima rukun tetangga yang akan terdampak proyek pembangunan tol.

"Ada dua RT yang hampir seluruh wilayahnya terdampak tol."

"Sedangkan yang tiga RT terdampak pembangunan sebagian saja," katanya.

Kendati sudah mengetahui rencana pembangunan Tol Gedebage-Cilacap, Robikhun tidak bisa memastikan wilayah RT tersebut yang akan terdampak.

"Itu masih rencana. Masih bisa berubah," tambahnya.

Namun, seumpama lokasi exit tol itu jadi di Dusun Kedung Banteng Selatan, Amin berharap proses ganti untung tanah dan bangunan warga yang terdampak tidak merugikan warga.

Kisah Bule Belanda Jualan Kebab di Cilacap, Ini Jawabnya Ditanya Kenapa Pilih Tinggal di Indonesia

Aurel Hermansyah Meminta Restu untuk Menikah, Ashanty: Dia Udah Kebelet Kawin Banget

"Warga pada dasarnya mendukung asal ganti untungnya sesuai dengan tanah dan bangunan yang dimiliki," pungkasnya.

Sebelumnya juga telah diberitakan Tribunbanyumas.com, Sekretaris Bappeda Kabupaten Cilacap, Achmad Fauzi menyampaikan, proyek Tol Gedebage-Cilacap akan melewati enam kecamatan di Kabupaten Cilacap.

Enam kecamatan itu adalah Kecamatan Patimuan, Kedungreja, Gandrumangu, Bantarsari, Jeruklegi, dan Kawunganten.

"Ada sepuluh desa di enam kecamatan itu yang akan dilewati jalur Tol Gedebage-Cilacap," katanya saat ditemui Tribunbanyumas.com, Senin (2/3/2020).

Achmad Fauzi menambahkan, sampai saat ini proses pembangunan Tol Gedebage-Cilacap sudah disosialisasikan kepada warga yang terdampak pembangunan tol.

"Jasa Marga sudah mengundang masyarakat desa yang dilewati tol di Pendopo Kecamatan Jeruklegi."

"Membahas kerangka awal dan izin lingkungan," kata Fauzi.

Sementara itu, Ketua Tim Penyusun Amdal Jalan Tol Gedebage-Cilacap, Lutfi Hadinata sebagaimana telah dilansir Kompas.com mengatakan, telah berkeliling ke daerah yang dilintasi tol.

Lutfi meminta masyarakat waspada terhadap calo tanah.

Tol sepanjang 260 kilometer itu telah ditetapkan trase tolnya.

Kendati demikian, Lutfi tidak bersedia menginformasikan ke umum lokasi mana saja yang dibebaskan.

Karena itu akan dimanfaatkan calo tanah yang bisa merugikan masyarakat, terkhusus pemilik tanah.

Pembangunan Ruas I Rol Gedebage-Tasikmalaya akan dimulai pada 2020.

Nantinya tol itu akan menyambung sampai Cilacap.

Menurutnya, exit Tol Gedebage-Cilacap berada di Desa Sumingkir, Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap.

Kisah Sugeng Wiyono Kolektor Foto Tua Asal Purwokerto, Menolak Iming-iming Mobil dari Orang Belanda

Kepsek SD di Purbalingga Beberkan Detik-detik Siswanya Tewas Tenggelam di Kolam Renang:Kami Menyesal

Tol Pejagan-Cilacap

Sama-sama tol Cilacap tetapi berbeda jalur, Tol Pejagan-Cilacap diperkirakan pula akan melewati tiga desa di Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap.

Ketiga desa itu adalah Desa Lebeng, Jambusari, dan Sumingkir.

"Pemerintah Pusat masih ada beberapa alternatif. Karena belum final."

"Seumpama titiknya di situ kemudian masyarakatnya tidak kondusif. Rutenya bisa diubah," katanya saat ditemui Tribunbanyumas.com, Senin (2/3/2020).

Fauzi menambahkan, Pemerintah Pusat bisa mengubah rute apabila dalam proses pembebasan tanah harga jadi mahal.

Atau, perundingan dengan masyarakat setempat sulit mencapai kata sepakat.

Sehingga pemerintah perlu menyiapkan beberapa alternatif lain untuk mengantisipasi kejadian tidak kondusif di lapangan.

Sampai saat kini, pembahasan pembangunan tol sepanjang 125 kilometer itu telah melibatkan Pemkab Cilacap, Banyumas, Purbalingga, dan Brebes.

"Beberapa waktu lalu telah dilakukan pembahasan di Kementerian PUPR di Jakarta," tambah Fauzi.

Pertemuan di Jakarta itu membahas rute tol di Banyumas dan Purbalingga.

Karena kaitannya dengan adanya bandara di Purbalingga.

Sementara itu, Kabupaten Cilacap tidak ada masalah.

Pemerintah Cilacap menyetujui exit tol berada di Desa Sumingkir.

"Titik exitnya kita berharap tidak terlalu dekat dengan kota. Kalau exitnya di kota, nanti terlalu ramai."

"Kalau di kota terlalu ramai kan repot. Tidak bisa mengembangkan wilayahnya. Di Sumingkir sudah tepat," ungkap Fauzi.

Fauzi memperkirakan, pembangunan jalan Tol Pejagan-Tol akan dimulai pada 2024.

Karena membutuhkan banyak persiapan seperti pembebasan lahan dan izin lingkungan.

Semua persiapan itu dilakukan Pemerintah Pusat.

"Pemerintah daerah menerima manfaatnya saja," pungkasnya.

Pengamat Energi Nilai Indonesia Belum Siap‎ Terapkan Energi Nuklir‎: Warga Jepara Resah soal PLTN

Terseret Kasus Carding, Gisel dan Tyas Mirasih Diperiksa Polda Jatim, Kuasa Hukum: Jadi Endorsment

Empat Kabupaten

Sebelumnya telah diberitakan Tribunbanyumas.com, simpang siur jalur tol yang melintasi Banyumas sudah cukup terjawab.

Jalan tol yang melintas di Kabupaten Banyumas akhirnya kemungkinan besar akan melalui jalur Pejagan Brebes Timur (Brexit) - Cilacap.

Berdasarkan studi kelayakan, skor yang dinilai tinggi adalah rute Pejagan-Cilacap.

Tol Pejagan-Cilacap akan melewati Kabupaten Brebes, Tegal, Banyumas, dan Cilacap.

Namun dari wilayah Kabupaten Banyumas terdapat jalur keluar lanjutan (exit tol) atau percabangan menuju Kota Purwokerto hingga ke Bandara Jenderal Soedirman di Purbalingga.

Gambaran tersebut diputuskan dalam rapat koordinasi di Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) pada Jumat (21/2/2020).

Rapat tersebut melibatkan Jasa Marga, Kementerian PUPR, Dinas Bina Marga dan Cipta Karya, Bappeda Provinsi Jateng dan empat kabupaten yang akan dilewati jalur tol.

"Saat acara di Jakarta melalui Kementerian ATR, Jasa Marga beserta konsultan melakukan studi alternatif rute, yaitu ada 4 macam."

"Dari keempat opsi, yang paling bagus skornya adalah opsi yang keempat."

"Yaitu Brebes Timur (Brexit) kemudian masuk Tegal, Bumiayu, Pekuncen, Ajibarang, Wangon, dan Cilacap," ujar Kepala Bappedalitbang Kabupaten Banyumas, Purwadi Santoso kepada TribunBanyumas.com, Senin (24/2/2020).

Tiga Desa di Kecamatan Jeruklegi Bakal Dilintasi Tol Pejagan-Cilacap, Exit Tol di Sumingkir

Pelantikan Perangkat Desa Bertarif, Capai Rp 80 Juta, Polres Purbalingga: Sisa Uang di Laci Kades

Wilayah Banyumas akan ada tiga exit tol, yaitu di Kecamatan Ajibarang, Wangon, dan Purwokerto.

Arah selatan kota bisa untuk ke kota maupun yang dari jalur selatan.

Sedangkan exit tol di Purbalingga bisa menampung dari jalur tengah arah Banjarnegara-Wonosobo.

Alasan penguatnya, di antaranya rute ini sudah masuk dalam Program Percepatan Nasional (PSN) yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2017.

Pertimbangan menembuskan tol Pejagan-Cilacap dan ada percabangan yang ke arah Purwokerto dan Bandara JB Soedirman.

Hal itu mengingat arah arus kendaraan yang keluar masuk dinilai besar dari berbagai penjuru sehingga dari perhitungan bisnis dianggap masuk.

"Ini kan dari berbagai arah masuk, mulai Banjarnegara-Purbalingga, bandara bisa masuk.

Kemudian dari arah Purwokerto maupun dari arah selatan Purwokerto arah Banyumas (jalur selatan).

Ini belum yang di exit tol Ajibarang dan Wangon.

Ini perhitungannya dari jumlah kendaraan yang menimbulkan biaya masuk retribusi," ungkapnya.

Aspek yang dinilai saat memutuskan rute tersebut, menurut Purwadi, yaitu dari aspek bisnis, pengembangan wilayah, biaya, dan lingkungan sosial ekonomi.

Purwadi menambahkan jika sebenarnya hanya dua macam jalur tol.

Pertama adalah yang dari Tegal atau pantai utara (Pejagan Brebes Timur) sampai Cilacap.

Kemudian yang keduanya adalah yang belok lewat Purbalingga lalu masuk utara Purwokerto lalu ke Cilacap.

"Opsi ketiga dan keempat hanya pengembangan, dari yang Pejagan Cilacap belok Purwokerto dan Pejagan Cilacap belok Purwokerto dan Purbalingga," imbuhnya.

Kemudian saat di Ajibarang akan ada cabang ke Purwokerto lewat selatan Purwokerto hingga ke bandara Jenderal Soedirman.

Pihaknya mengatakan jika hal itu akan menjadi bahan keputusan selanjutnya bagi Jasa Marga.

Karena pihak Jasa Marga yang akan mengajukan diri sebagai pemrakarsa yang berarti menjadi pelaksana tol tersebut.

"Jasa Marga mengganggap jalur itu yang terbaik."

"Tahapan selanjutnya adalah menghitung kembali ke seluruh keuangan dan perkiraan kendaraan yang masuk tiap tahun."

"Hal itu berarti jasa marga sudah tertarik membuat lewat jalur itu tinggal bagaimana pemerintah," katanya.

Jalur Pejagan-Cilacap sebenarnya masuk dalam program percepatan pembangunan di Jawa Tengah.

"Sudah disebut Tol Pejagan-Cilacap dan sudah masuk program nasional.

"Selanjutnya adalah sosialisasi terlebih dahulu, kemudian DED, hingga pembebasan tanah."

"Sehingga perkiraan realisasinya pada 2022, lebih cepat lebih baik," pungkasnya.

Sosialisasi itu untuk menentukan rute pastinya, bukan hanya gambar.

Kemudian masuk ke penyusunan detail engineering, termasuk kebutuhan tanah dan sebagainya kemudian barulah pembangunan. (Muhammad Yunan Setiawan)

Ganjar Didatangi Eks Anggota ISIS, Begini Hasil Percakapan Mereka di Puri Gedeh Semarang

Nasib Atlet Arum Jeram Belum Jelas, KONI Banyumas: Terjadwal Agustus di China

Kisah Pesulap Asal Inggris di Semarang, Mau Ngisi Acara di Kapal Viking Sun, Tapi Malah Dilarang

Warung Jahe Rempah Mbah Jo Semarang, Bukti Kesaktian Wabah Virus Corona, Kewalahan Layani Pembeli

Berita Terkini