TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Hingga Selasa (11/2/2020), Indonesia masih dinyatakan negatif dari inveksi virus corona dari Wuhan, China, yang mematikan.
Berdasarkan data terbaru, korban meninggal dunia setelah terserang virus corona ada 1.018 orang.
Sementara, kasus pasien yang dinyatakan positif terinveksi corona lebih dari 43.101 orang.
Namun, ada sejumlah pihak yang mempertanyakan mengapa Indonesia hingga kini masih bisa negatif corona? Apakah memang benar negatif atau karena ketidakmampuan mendeteksi virus tesebut?
• Kisah Pilu AZ, Bocah dengan Kelamin Ganda. Terkendala Biaya hingga Minder Sering Diejek Teman
• Sepasang Tamu Hotel di Baturraden Banyumas Ditemukan Tewas Misterius di Dalam Kamar
• Pelatih Barcelona Quique Setien Enggan Sering-sering Turunkan Ansu Fati. Terungkap Ini Alasannya
• Indonesia Masih Negatif Virus Corona, Menkes: Harusnya Disyukuri Bukan Malah Dipertanyakan
Oleh karena itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto, mempersilakan peneliti Harvard atau Badan Kesehatan Dunia (WHO) maupun pihak berkompeten lainnya untuk melihat proses pengecekan sampel terduga corona yang dilakukan Indonesia.
"Silakan sekalian dari mereka (peneliti Harvard), dari WHO, dari Amerika kita persilakan juga untuk ikut melihat proses (pengecekan) dengan alat yang mereka punya," ujar Terawan di Kantor TNP2K, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2020).
Terawan menanggapi kekhawatiran peneliti Harvard karena belum terdeteksinya virus corona di Indonesia.
Menurut peneliti Harvard, ketiadaan virus corona di Indonesia berarti bahwa virus tersebut sebenarnya sudah menyebar tapi tak terdeteksi.
• Kisah Nenek Sumiyatun Terancam Kehilangan Tanah 8.000-an M² Miliknya. Awalnya karena Cap Jempol
Namun, Terawan memastikan, peralatan yang digunakan di Indonesia pun dalam mendeteksi sebaran virus tersebut berasal dari Amerika Serikat (AS).
"Itu namanya menghina, wong peralatan kita kemarin di fix-kan dengan Duta Besar AS. Kita menggunakan kit-nya dari AS," ujar dia.
Terawan mengatakan, sejauh ini pihaknya sudah bekerja sesuai standar internasional dalam melakukan proses pengecekan virus corona.
Ia juga memastikan, tak ada sesuatu yang ditutup-tutupi terkait dengan wabah virus corona ini.
• Buaya Sungai Berkalung Ban Bekas, Tarik Perhatian Ahli dari Australia. Ini yang Kemudian Dilakukan
"Kita terbuka kok, enggak ada yang ditutup-tutupi. Tapi kalau disuruh compare ke negara lain itu namanya ada MTA, material transfer agreement-nya. Tidak boleh material itu dibawa keluar, ada perjanjian luarnya," ucap dia.
Kasus virus corona yang terkonfirmasi sendiri hingga Senin (10/2/2020) malam tercatat ada sebanyak 40.563.
Sementara itu, per Selasa (11/2/2020), South China Morning Post menyebutkan, ada 1.018 orang meninggal dunia. Jumlah kematian karena virus yang menyebar pertama kali di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China itu tercatat sebanyak 910 kasus kematian.
• Oknum Guru di Banjarnegara Setubuhi Muridnya di Toilet hingga di Pinggir Jalan, Ini Pengakuannya
• Kisah Pujiati Terpasung 6 Tahun Setelah dari Bandung, Tiap Malam Jumat Kliwon Nyanyi 2 Lagu Ini
• Suami di Pasuruan Jual Istri dengan Tarif Rp 50 Ribu Sekali Kencan dan Videokan Adegan Panasnya
• Pesan Makanan Via Ojek Online, Warga di Kupang Temukan Belatung di Ayam Goreng