Berita Jateng

Masih Kemarau Tapi Hujan? BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem Hingga September

Di musim peralihan itu, biasanya terjadi perubahan suhu, kelembaban, serta kondisi lingkungan yang tidak stabil yang dapat memengaruhi tubuh

Agus Salim Irsyadullah/Tribun Jateng
BERI PENJELASAN - Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto (tengah) memberi penjelasan mengenai potensi cuaca ekstrem tahun ini yang masih akan terus terjadi hingga September. Cuaca ekstrem disebabkan adanya fenomena MJO yang aktiv saat musim kemarau. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KENDAL - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap hujan disertai cuaca ekstrem, masih akan terus berlanjut hingga September di wilayah Samudera Hindia.


Fenomena itu terjadi akibat adanya aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), yang dapat mempengaruhi pola cuaca dan curah hujan di berbagai wilayah, terutama di daerah tropis.


"Karena masih ada aktivitas MJO yang dapat menyebabkan gelombang tinggi dan angin kencang," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto ditemui di Kendal, Kamis (21/8/2025).


Guswanto mengungkapkan, potensi cuaca ekstrem di pesisir utara justru akan berakhir lebih cepat dibanding wilayah Samudera Hindia.


Hal ini bisa dimanfaatkan oleh nelayan untuk memaksimalkan hasil tangkapan saat melaut.


"Untuk wilayah pantai utara, cuaca ekstrem akan bertahan hingga akhir Agustus," sambungnya.


Guswanto menjelaskan, Agustus tahun ini seharusnya sudah memasuki musim kemarau. Namun adanya aktivitas MJO membuat cuaca mengalami perubahan.


"Sebenarnya saat ini sudah masuk musim kemarau, tapi di sela musim kemarau masih ada MJO. Musim kemarau datangnya mulai Juni, Juli sampai Agustus, itu masuk kemarau," paparnya.

Baca juga: Ada Marc Klok, Nama-nama Pemain yang Dipanggil Patrick Kluivert untuk Lawan Kuwait dan Lebanon


Setelah musim kemarau berakhir, masyarakat diimbau mewaspadai juga musim pancaroba yang akan terjadi pada September hingga November.


Di musim peralihan itu, biasanya terjadi perubahan suhu, kelembaban, serta kondisi lingkungan yang tidak stabil yang dapat memengaruhi daya tahan tubuh.


"Kami minta masyarakat tetap tenang terhadap potensi cuaca ekstrem di musim ini," ujarnya.


Menurut Guswanto, musim hujan tahun ini akan kembali bergulir mulai Desember 2025 hingga Februari 2026. 


Di musim itu, ia juga meminta masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana dengan tidak melakukan aktivitas di daerah rawan.


Selain itu, masyarakat juga diminta waspada saat melintas di area jalan tol yang berpotensi menciptakan titik aquaplaning di musim penghujan.


"Hindari daerah rawan bencana, misalnya bantaran sungai dan juga tidak berkegiatan jauh dari rumah untuk keselamatan,"


"Tetap monitor setiap informasi perubahan cuaca dari BMKG." tandasnya. (ags)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved