MBG Banyumas

Catatan Kelam MBG Banyumas: Roti Jamuran, Ulat di Buah, dan Kotak Makan Berbau Sabun

Insiden roti berjamur hingga wadah yang dicurigai tidak bersih mencoreng pelaksanaan MBG Banyumas.

TRIBUN BANYUMAS/ PERMATA PUTRA SEJATI
DISTRIBUSI MAKANAN SISWA: Dua siswa SMAN 2 Purwokerto bersemangat saat membantu distribusi nampan makanan program MBG untuk rekan-rekannya, Selasa (19/8/2025). Di balik antusiasme ini, pihak sekolah harus menerapkan quality control ketat setelah adanya temuan makanan tak layak konsumsi seperti roti berjamur. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Di balik tujuan mulianya, pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Banyumas diwarnai sejumlah catatan kelam terkait kualitas dan keamanan pangan.

Sejumlah insiden bahkan memaksa pihak sekolah untuk menerapkan standar pemeriksaan sendiri sebelum makanan dibagikan kepada siswa.

Salah satu kasus yang paling mencoreng terjadi di SMAN 2 Purwokerto, di mana siswa menemukan roti sandwich dalam kondisi berjamur.

Baca juga: Niat Baik Tak Sampai ke Perut, Program MBG di Banyumas Tuai Keluhan Rasa dan Keadilan

Insiden Roti Berjamur di SMAN 2 Purwokerto 

Kejadian pada Selasa (27/5/2025) itu sempat ramai di media sosial setelah seorang siswa membagikan temuannya.

Padahal, roti rasa cokelat tersebut tercatat memiliki masa kedaluwarsa hingga 30 Juli 2025.

Irsyam Priadi, Wakil Kepala SMAN 2 Purwokerto, membenarkan insiden tersebut.

Pihak sekolah langsung bergerak cepat melaporkannya ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan Dinas Kesehatan Banyumas.

"Kami pantau, dan alhamdulillah tidak ada anak yang mengalami gangguan kesehatan, tidak ada yang mengeluh pusing atau mual," ujar Irsyam.

Bau Sabun hingga Ulat pada Buah 

Selain temuan roti berjamur, pihak sekolah juga mencatat berbagai keluhan lain pada awal pelaksanaan program.

Banyak makanan tidak dihabiskan siswa karena kualitasnya yang di bawah ekspektasi.

"Ayam gorengnya terlalu kering, pepaya tidak berasa, apel kecil. Makanan berkuah juga kalau sudah ditutup jadi aromanya seperti basi," ungkap Irsyam.

Pihak sekolah bahkan sempat menemukan bau sabun pada makanan, yang diduga berasal dari kotak makanan yang tidak dicuci dengan bersih.

Pernah pula ditemukan ulat pada buah, yang membuat siswa merasa jijik dan enggan makan.

Menghadapi hal ini, SMAN 2 Purwokerto kini menerapkan SOP quality control internal.

Setiap makanan yang datang akan dibuka sampelnya, dicium aromanya, dan dicicipi sebelum didistribusikan ke 1.181 siswa penerima.

"Ini semua proses learning by doing," pungkas Irsyam.


 

Ini adalah artikel bagian kedua dari Laporan Khusus Tribunbanyumas.com bertajuk "MBG Banyumas: Niat Baik Tak Sampai ke Perut". Baca artikel bagian pertama di sini: [Niat Baik Tak Sampai ke Perut, Program Makan Gratis di Banyumas Tuai Keluhan Rasa dan Keadilan] (jti)
 

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved