Opini

Refleksi HUT RI ke-80: Komitmen Muhammadiyah Menjaga NKRI sebagai Darul Ahdi wa Syahadah

Kemerdekaan tidak diperoleh secara instan, melainkan melalui perjuangan kolektif dari berbagai latar belakang, termasuk Muhammadiyah

Editor: Rustam Aji
dok.pribadi jumai
Dr. H. KRAT. AM. Jumai, S.E., M.M - Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Semarang | Dosen FEB Unimus 

Dalam konteks ini, Muhammadiyah memandang bahwa keutuhan NKRI adalah bagian dari amanat agama, sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah SAW:

“Cintailah tanah airmu karena itu bagian dari iman.” (HR. Baihaqi, meskipun derajat hadis ini diperselisihkan, tetapi mengandung nilai yang sesuai dengan maqashid syariah)

Begitu pula, UUD 1945 Pasal 29 ayat (1) menegaskan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa, sebuah formula yang sangat inklusif dan sesuai dengan tauhid Islam.

Mengisi Kemerdekaan: Peran Strategis Muhammadiyah di Kota Semarang

Sebagai bagian dari komitmen kebangsaan, Muhammadiyah Kota Semarang memiliki potensi besar dalam mengisi kemerdekaan melalui jalur pendidikan, kesehatan, sosial kemanusiaan, dan keagamaan.

Dengan basis amal usaha yang lengkap dan strategis, Muhammadiyah tidak hanya menjadi agen dakwah, tetapi juga agen pembangunan bangsa.

Baca juga: Belum Ada SKB 3 Menteri, 18 Agustus 2025 Batal Jadi Libur Nasional untuk Pekerja Swasta?

Pendidikan

Dengan jaringan sekolah dasar hingga perguruan tinggi, seperti Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Muhammadiyah berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa (UUD 1945 Pasal 31).

Pendidikan Muhammadiyah tidak hanya fokus pada ilmu dunia, tetapi juga penguatan nilai spiritual dan karakter.

Kesehatan

Rumah sakit dan klinik Muhammadiyah di Semarang menjadi bagian dari pelayanan kesehatan masyarakat yang bersih dan terpercaya, mewujudkan hak setiap warga negara atas pelayanan kesehatan yang layak (Pasal 28H ayat (1) UUD 1945).

Sosial Kemanusiaan

Melalui Lazismu, MDMC, dan berbagai lembaga sosial lainnya, Muhammadiyah menunaikan fungsi amar ma’ruf nahi munkar dengan konkret dalam bentuk bantuan bencana, pemberdayaan ekonomi, dan penyantunan kaum dhuafa. Ini sejalan dengan perintah QS. Al-Ma’un dan QS. Al-Baqarah: 177.

Keagamaan

Majelis Tabligh dan Majelis Tarjih memainkan peran penting dalam menjaga moralitas publik, memperkuat akidah, serta membimbing umat agar tetap pada jalan yang lurus. Dakwah tidak hanya retorika, tapi solusi kehidupan.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved