Berita Purbalingga
Sungai Klawing Purbalingga Tercemar Parah Sampai Memutih, Warga Tuding Ulah Pabrik
Agus menyatakan masih terlalu dini untuk menyebut busa tersebut berasal dari sebuah pabrik yang berada di sekitar
Penulis: Farah Anis Rahmawati | Editor: khoirul muzaki
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Purbalingga, melalui Fungsional Pengawas Lingkungan Hidup, Agus Supriyanto menanggapi aliran sungai Klawing yang tercemar limbah dengan wujud berbusa putih.
Warga berspekulasi pencemaran itu bersumber dari pabrik sekitar.
Agus menyatakan masih terlalu dini untuk menyebut busa tersebut berasal dari sebuah pabrik yang berada di sekitar lokasi tersebut.
Menurutnya Sungai Klawing melewati banyak tempat.
Adapun lokasi munculnya busa yang berada di bawah Jembatan Pasren merupakan aliran yang berasal dari tumpukan dua sungai.
"Itu kan tumpukan dua sungai, Sungai Pekacangan dan Klawing. Kalau dari Purbalingga itu ketemunya disitu dan karena melewati banyak tempat, busa nya juga bisa muncul dari mana saja, bisa dari limbah rumah tangga, tempat pencucian, dan lain-lain," jelasnya saat dikonfirmasi Tribunbanyumas.com, Kamis (31/7/2025).
Agus melanjutkan, pihaknya belum dapat memastikan apakah betul pabrik yang disebut-sebut masyarakat itu merupakan penyebab datangnya limbah.
"Perlu ada pengecekan dulu di outlet pembuangan pabrik untuk dapat memastikannya," katanya.
Baca juga: Misteri Limbah Sungai Klawing: Kenapa Selalu Muncul di Hari Jumat atau Sabtu?
Sudah Memiliki IPAL
Agus menyatakan pihaknya hari ini sudah langsung melakukan pengecekkan di pabrik yang disebut-sebut oleh masyarakat.
Ia menyatakan sudah mengecek langsung dan menyatakan bahwa pabrik tersebut sudah memiliki IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah).
"Kami sudah cek IPAL dan ambil sample dari outlet kemudian saat di kocok ternyata airnya tidak berbuih,"
"Kami juga melihat mereka memang sudah punya pengelolaan limbah dan hasilnya kami cek juga sudah memenuhi baku mutu semua, saat dicek ke belakang baku mutu juga sudah terpenuhi," katanya.
Setiap bulan, Agus menuturkan pihaknya juga mempunyai kewajiban untuk mengecek limbah yang dibuang pabrik serta mengukur sungai dari atas hingga ke bawah untuk dapat diketahui tingkat pencemarannya seperti apa.
Namun ia menyatakan, pabrik yang diduga menjadi sumber limbah tersebut masih di bawah baku mutu yang ditetapkan.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.