Berita Nasional

Geram Beras Oplosan Rugikan Perekonomian Rp100 Triliun, Presiden Minta Kasus Dibawa ke Pidana

Presiden Prabowo Subianto meminta kasus beras oplosan ditindak secara pidana. Dia memerintahkan kapolri dan jaksa agung tak pandang bulu.

TRIBUNBANYUMAS/WORO SETO
PIDATO - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato saat penutupan Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Edutorium UMS, Solo, Jawa Tengah, Minggu (20/7/2025) malam. Prabowo meminta kapolri dan jaksa agung menindak tegas pengusaha naka yang terlibat beras oplosan. Permintaan ini juga disampaikan saat meluncurkan Koperasi Merah Putih di Klaten, Senin (21/7/2025). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SOLO - Presiden Prabowo Subianto meminta kasus beras oplosan ditindak secara pidana.

Dia pun memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Jaksa Agung Sanitia Burhanuddin mengusut tuntas kasus ini.

"Ini penipuan, masuk ranah pidana. Kapolri dan Jaksa Agung harus mengusutnya," kata Prabowo dalam acara peresmian Koperasi Merah Putih di Klaten, dikutip dari Kompas TV, Senin (21/7/2025).

Prabowo menegaskan, kasus beras oplosan merupakan bentuk penipuan.

Apalagi, kerugian perekonomian akibat kasus ini mencapai Rp100 triliun.

Baca juga: Marak Isu Beras Oplosan Apakah Beredar di Banyumas, Berikut Temuan Polresta

Penegasan ini juga disampaikan Prabowo saat memberi pidato di Kongres PSI di Edutorium UMS, Minggu (20/7/2025) malam.

Prabowo pun meminta Kapolri dan Jaksa Agung menindak tegas pelaku beras oplosan tanpa pandang bulu.

"Beras biasa dibilang beras premium, harganya dinaikin seenaknya. Ini pelanggaran."

"Ini saya telah minta Jaksa Agung dan polisi mengusut dan menindak pengusaha-pengusaha tersebut tanpa pandang bulu," kata Prabowo.

"Saya dapat laporan, kerugian yang dialami oleh bangsa Indonesia adalah Rp100 triliun tiap tahun."

"Ini kejahatan ekonomi yang luar biasa. Menurut saya, ini sudah termasuk subversi ekonomi, menikam rakyat," katanya.

Baca juga: Cara Cek Keaslian Beras Premium agar Tak Tertipu Beras Oplosan, Mulai Bau Hingga Warna

Prabowo menegaskan, saat ini, capaian produksi pangan di Indonesia mengalami kenaikan.

Ia mengatakan, produksi jagung naik 30 persen dan beras naik 48 persen.

"Produksi pangan kita, belum pernah dalam sejarah kita, memiliki cadangan beras di gudang pemerintah lebih dari 4,2 juta ton beras, jagung juga produksinya naik 30 persen, beras naik 48 persen," kata Prabowo.

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Pertanian menemukan 212 merek beras premium tak memenuhi standar mutu, termasuk berat kemasan, label, juga oplosan.

Beras oplosan ditemukan beredar di minimarket dan pasar tradisional bahkan supermarket besar. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved