Berita Jateng

Kuota Sekolah Gratis Lewat Program Kemitraan Tak Terserap Maksimal, Pemprov Jateng Lakukan Evaluasi

Kuota sekolah kemitraan bagi siswa miskin di Jateng tak terserap maksimal. Dari 5.004 kursi yang disediakan, hanya 2.460 siswa yang memanfaatkan.

TRIBUNNEWS
ILUSTRASI SPMB - Kuota sekolah kemitraan bagi siswa miskin di Jawa Tengah tak terserap maksimal. Dari kuota 5.004 kursi yang disediakan, hanya 2.460 siswa yang memanfaatkan. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Kuota sekolah kemitraan bagi siswa miskin di Jawa Tengah tak terserap maksimal.

Dari kuota 5.004 kursi yang disediakan, hanya 2.460 siswa yang memanfaatkan.

Sekolah kemitraan merupakan program sekolah gratis Pemprov Jateng bagi siswa miskin jenjang SMA/SMK di sekolah swasta.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah (Disdikbud Jateng) Sadimin mengatakan, tak terserapnya kuota sekolah kemitraan bukan karena calon siswa tidak tertarik.

Namun, terdapat sejumlah kendala yang dihadapi, di antaranya jarak sekolah dengan rumah calon siswa yang cukup jauh sehingga biaya transportasi lebih mahal.

"Biasanya, siswa miskin ini berasal dari wilayah yang cukup jauh (dari sekolah). Maka, jarak tempuh jadi pertimbangan."

"Mereka akhirnya tetap bersekolah di swasta regular," kata Sadimin, Jumat (11/7/2025).

Baca juga: Disdikbud Buka Pendaftaran SPMB Jateng Tahap II, Tersedia 3.091 Kursi untuk Siswa Miskin

Sadimin mengatakan, dalam program sekolah kemitraan, setiap sekolah swasta harus menyediakan 36 kursi bagi siswa miskin.

Selama menempuh pendidikan di sekolah swasta tersebut, biaya para siswa miskin ini ditanggung Pemprov Jateng.

Namun, dalam sistem penerimaan murid baru (SPMB) Jateng 2025, nyatanya, tak semua kuota siswa miskin di sekolah kemitraan terisi.

Bahkan, ada sekolah kemitraan yang sama sekali tak mendapat siswa atau tidak ada pendaftar.

Terkait hal ini, pihaknya pun akan melakukan evaluasi.

"Setelah pendaftaran SPMB Jateng kemitraan Tahap II ini ditutup maka hasil segera diumumkan."

"Selanjutnya, siswa yang diterima wajib melakukan daftar ulang."

"Setelah itu, mereka akan mengikuti MPLS atau Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah," tuturnya. 

94 Persen Siswa Miskin di Jateng Dapat Sekolah

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengatakan, 94,1 persen siswa miskin di Jateng diterima di SMA/SMK negeri dan sekolah swasta kemitraan di SPMB Jateng 2025.

Berdasarkan data Disdikbud Jateng, jumlah siswa miskin yang masuk database mencapai 77 ribu anak.

Baca juga: 3.606 Calon Murid Tak Lakukan Daftar Ulang SPMB Jateng, Jatah Kursi Diberikan kepada Siswa Cadangan

Dari data itu, 70 ribu siswa miskin diterima di SMA/SMK negeri melalui SPMB Jateng reguler.

Kemudian, 1.913 siswa miskin diterima di SPMB Jateng jalur sekolah kemitraan tahap pertama.

Kemudian, pada tahap kedua, terdapat tambahan 547 siswa miskin yang mendaftar.  

Total siswa miskin yang diterima di sekolah di Jateng tahun ini mencapai 72.460 siswa.

"Pemprov Jateng melakukan intervensi pada siswa yang berada di wilayah miskin ekstrem."

"Kualifikasi (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) P1, P2, dan P3 dihabiskan semuanya," ujar Luthfi, Jumat.

Menurut Gubernur, upaya itu tak mudah karena ada beberapa daerah yang memiliki budaya kerja setelah lulus SMP. 

Oleh sebab itu, Pemprov Jateng terus memberikan edukasi bahwa pendidikan dasar hingga jenjang SMA/SMK harus ditempuh. 

"Terlebih, ada program sekolah gratis," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved