Berita Banyumas
Warga Kranji Kritik Layanan di Posyandu Lansia Banyumas, "Cek Tensi Kok Disuruh Bayar?"
Warga di Kranji, Purwokerto, keluhkan adanya pungutan saat cek tensi di Posyandu Lansia. Dinas Kesehatan jelaskan layanan gratis, namun ada swadaya.
Penulis: daniel a | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Warga di Kelurahan Kranji, Kecamatan Purwokerto Timur, dibuat bingung saat ikut kegiatan Posyandu Lansia.
Saat mau cek tekanan darah atau tensi, ada permintaan untuk membayar.
Padahal, yang warga tahu layanan itu seharusnya gratis.
Baca juga: Makan Bergizi Gratis bagi Ibu Hamil dan Balita Dibagikan di Posyandu, Sepekan Sekali
Nah, menanggapi kebingungan ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyumas memberikan penjelasan lengkap agar tidak ada lagi salah paham di kemudian hari.
Kenapa Cek Tensi Disuruh Bayar?
Semua ini berawal dari aduan seorang warga pada Rabu (9/7/2025).
Ia merasa heran karena ada pungutan pembayaran di Posyandu Lansia Kranji.
"Info di mana-mana gratis, kok di sini cek tekanan darah disuruh bayar," tulisnya dalam aduan.
Jawaban Pemerintah: Cek Tensi Sebenarnya GRATIS!
Pihak Dinkes Banyumas menegaskan, aturan untuk cek tekanan darah di semua posyandu adalah GRATIS. Jadi, warga tidak wajib membayar sepeser pun untuk layanan ini.
Lalu, Uang Itu untuk Apa?
Terus, kenapa ada permintaan uang? Menurut Dinkes, di posyandu memang biasanya disediakan sebuah kotak atau kaleng. Kotak ini bukan untuk bayar cek tensi, tapi untuk sumbangan sukarela.
Artinya, warga boleh mengisi seikhlasnya, tidak ada paksaan dan tidak ada patokan harga. Mau menyumbang boleh, tidak juga tidak apa-apa.
Uang yang terkumpul di kotak itu pun bukan untuk petugas.
Uang itu dimasukkan ke kas posyandu dan akan dipakai untuk membeli Pemberian Makanan Tambahan (PMT), seperti bubur kacang hijau atau biskuit, yang nantinya dibagikan lagi ke para peserta posyandu itu sendiri.
Dinkes juga menjelaskan, posyandu yang ada di wilayah kelurahan (perkotaan) memang tidak punya anggaran khusus dari pemerintah untuk operasional sehari-hari.
Jadi, kegiatannya berjalan dari sumbangan warga untuk warga.
Beda ceritanya kalau cek gula darah, asam urat, atau kolesterol.
Kalau pemeriksaan itu memang ada biayanya karena alatnya butuh dibeli dan tidak gratis dari pemerintah.
Driver Ojol dan Mahasiswa Nyalakan 1000 Lilin untuk Affan Kurniawan, Aksi Solidaritas dari Banyumas |
![]() |
---|
Kreasi Dosen Amikom Purwokerto Ciptakan Wayang dari Limbah Kertas Semen |
![]() |
---|
Polresta Banyumas dan PWI Tanam Pohon di Lereng Gunung Slamet Kalipagu |
![]() |
---|
Ketua DPRD Banyumas Ngaku Tidak Tahu Persis Berapa Gajinya, Aslinya Bikin Melongo Rakyat |
![]() |
---|
Gaji Anggota DPRD Banyumas Bisa Tembus Rp 45 Juta per Bulan, Warga Kaget |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.