Berita Banyumas

Warga Kranji Kritik Layanan di Posyandu Lansia Banyumas, "Cek Tensi Kok Disuruh Bayar?"

Warga di Kranji, Purwokerto, keluhkan adanya pungutan saat cek tensi di Posyandu Lansia. Dinas Kesehatan jelaskan layanan gratis, namun ada swadaya.

Penulis: daniel a | Editor: Daniel Ari Purnomo
AI
POSYANDU LANSIA BANYUMAS: Foto diproduksi AI pada 10 Juli 2025 mengilustrasikan proses cek tensi darah. Warga bingung disuruh bayar cek tensi di Posyandu Kranji. Dinkes jelaskan cek tensi gratis, tapi ada kotak sumbangan sukarela untuk beli makanan tambahan. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Warga di Kelurahan Kranji, Kecamatan Purwokerto Timur, dibuat bingung saat ikut kegiatan Posyandu Lansia.

Saat mau cek tekanan darah atau tensi, ada permintaan untuk membayar.

Padahal, yang warga tahu layanan itu seharusnya gratis.

Baca juga: Makan Bergizi Gratis bagi Ibu Hamil dan Balita Dibagikan di Posyandu, Sepekan Sekali

Nah, menanggapi kebingungan ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyumas memberikan penjelasan lengkap agar tidak ada lagi salah paham di kemudian hari.

Kenapa Cek Tensi Disuruh Bayar?

Semua ini berawal dari aduan seorang warga pada Rabu (9/7/2025).

Ia merasa heran karena ada pungutan pembayaran di Posyandu Lansia Kranji.

"Info di mana-mana gratis, kok di sini cek tekanan darah disuruh bayar," tulisnya dalam aduan.

Jawaban Pemerintah: Cek Tensi Sebenarnya GRATIS!

Pihak Dinkes Banyumas menegaskan, aturan untuk cek tekanan darah di semua posyandu adalah GRATIS. Jadi, warga tidak wajib membayar sepeser pun untuk layanan ini.

Lalu, Uang Itu untuk Apa?

Terus, kenapa ada permintaan uang? Menurut Dinkes, di posyandu memang biasanya disediakan sebuah kotak atau kaleng. Kotak ini bukan untuk bayar cek tensi, tapi untuk sumbangan sukarela.

Artinya, warga boleh mengisi seikhlasnya, tidak ada paksaan dan tidak ada patokan harga. Mau menyumbang boleh, tidak juga tidak apa-apa.

Uang yang terkumpul di kotak itu pun bukan untuk petugas. 

Uang itu dimasukkan ke kas posyandu dan akan dipakai untuk membeli Pemberian Makanan Tambahan (PMT), seperti bubur kacang hijau atau biskuit, yang nantinya dibagikan lagi ke para peserta posyandu itu sendiri.

Dinkes juga menjelaskan, posyandu yang ada di wilayah kelurahan (perkotaan) memang tidak punya anggaran khusus dari pemerintah untuk operasional sehari-hari.

Jadi, kegiatannya berjalan dari sumbangan warga untuk warga.

Beda ceritanya kalau cek gula darah, asam urat, atau kolesterol.

Kalau pemeriksaan itu memang ada biayanya karena alatnya butuh dibeli dan tidak gratis dari pemerintah.

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved