Berita Jateng

Asa 209 Siswa Difabel Lolos SPMB Lewat Jalur Afirmasi

Koordinator ULDPKPD RDRM Kota Semarang, Putri Marlenny menyampaikan bahwa sejauh ini sudah ada 209 siswa telah lolos jalur afirmasi.

Fransiskus Ariel/Tribun Jateng
*Suasana konsultasi pelayanan ULD Pendidikan Kota Semarang kepada wali murid terkait pendaftaran SPMB Jalur afirmasi untuk anak difabel atau berkebutuhan khusus- 

TRIBUNBANYUMAS.COM, Komisi Nasional Disabilitas (KND) Republik Indonesia meminta agar jalur penerimaan murid baru SPMB lewat jalur afirmasi untuk anak difabel atau berkebutuhan khusus harus masuk dalam prioritas.


Hal itu disampaikan Komisioner KND, Eka Prastama Widiyananta saat melakukan giat monitoring bersama Ombudsman Jateng di ULD Pendidikan Kota Semarang dan di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Selasa (3/6/2025).


Khusus untuk Kota Semarang, Eka mengapresiasinya sebagai salah satu kota/daerah yang telah menyediakan layanan khusus terkait pelayanan dan konsultasi siswa difabel yang akan melanjutkan sekolah ke jenjang SMP.


"Kota Semarang sudah bertransformasi menjadi ULD dan ini menjadi layanan publik yang diawasi Ombudsman.  Inilah yang menjadi harapan kami setiap anak disabilitas di kotanya, harus difasilitasi pendidikannya. Tenaga pendidik mungkin bertahap, tapi saya kira semua sekolah di Semarang mau menerima," beber Eka kepada awak media.


"Masyarakat harus paham bahwa hak pendidikan yang inklusif di sekolah umum. Sehingga tadi orang tua juga semakin berani menyekolahkan anak. Meskipun kondisinya down syndrome, totally black, tuli, dan lain-lain. Sekarang merek bisa sekolah di sekolah umum," tandasnya.


Koordinator ULDPKPD RDRM Kota Semarang, Putri Marlenny menyampaikan bahwa sejauh ini sudah ada 209 siswa telah lolos jalur afirmasi. Namun, sebetulnya, ada dari beberapa siswa yang memutuskan mundur sebanyak 20 orang.


Katanya, ada beberapa alasan yang menyebabkan mundur seperti ketakutan terhadap stigma, kemudian ada opsi sekolah di sekolah swasta ataupun pondok pesantren.


"Selain memilih ke swasta atau Ponpes, dari orang tua mungkin masih ada keraguan kalau penerimaannya lewat jalur inklusi. Mereka tau-tau mendaftar lewat jalur reguler karena ketakutan terhadap stigma," ungkap Putri.


Putri menyampaikan, siswa yang memutuskan mundur lewat jalur inklusi tetap akan mendapat perhatian dari ULD Dinas Pendidikan Kota Semarang. Setelah diterima di sekolah yang sudah diinginkan, pihaknya tetap akan hadir untuk memberikan layanan konseling.

Baca juga: Kronologi Penemuan Mayat Gadis di Belakang Rumah Sakit di Purwokerto, Polisi Lakukan Penyelidikan


"Ketika mereka mengundurkan diri kita terima, tapi data mereka masuk. Nanti ketika ketrima di mana, pihak sekolah itupun akan paham sehingga tetap akan diupayakan untuk diperiksa," jelas Putri.


"Kita memahami dan memberikan waktu untuk para orang tua karena mendaftar lewat jalur inklusi ini mohon maaf banyak orang tua takut dengan stigma-stigma," ucapnya.


Terkait 209 siswa yang sudah diterima, mereka juga sudah mendapatkan SK.


"Jadi jauh sebelum SPMB ini mukai mereka sudah di SK kan dan diterima di sekolah tujuan pilihan pertama yang dimana mereka fokus untuk ke sana. Ada kekhawatiran stigma, kemudian ada yang ke Ponpes, lalu ada yang ke swasta karena mungkin dapat diskon. Tapi apapun sekolahnya, karena meraka warga Kota Semarang, data mereka masuk, kita akan ke sekolahnya untuk layanan inklusi," pungkasnya.


Sementara itu, Kepala Perwakilan Ombudsman RI Jateng, Siti Farida menyampaikan bahwa jalur afirmasi ini menjadi prioritas.


"Karena ini menjadi  kewajiban kita semuanya," terangnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved