Saat Ojol Lain Demo di Alun-alun Purwokerto, Driver Ini Kebanjiran Order: "Lima Sekaligus!"

Saat demo ojol digelar di Jakarta, driver ojol Purwokerto tetap narik order. Salah satu driver bahkan mengaku menerima lima order sekaligus.

Penulis: daniel a | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNBANYUMAS/PERMATA PUTRA SEJATI
DEMO OJOL - Driver ojek online (ojol) dari berbagai aplikator yang tergabung dalam komunitas Banyumas Raya menggelar aksi unjuk rasa di Alun-alun Purwokerto, Selasa (20/5/2025). Mereka menyampaikan beberapa tuntutan terutama soal sistem slot. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO – Saat ribuan pengemudi ojek online (ojol) menggelar demo di Jakarta, suasana berbeda justru terlihat di Purwokerto.

Selasa siang (20/5/2025), Tribun Banyumas mencoba melakukan pemesanan makanan melalui aplikasi ojol.

Hasilnya? Order langsung diproses dengan cepat.

Baca juga: Demo Ojol Banyumas Tuntut UU Transportasi Online, Kemenhub Komunikasi dengan Aplikator

Tribun memesan nasi padang dari salah satu restoran di kawasan Purwokerto.

Aplikasi mencatat estimasi waktu sekitar 30 menit, dan sesuai prediksi, pesanan tiba tepat waktu.

Driver ojol tampak mengenakan jaket lengkap saat mengantar pesanan ke kantor redaksi di Jalan Kranji No. 39, Purwokerto.

“Wah, hari ini banyak order, Mas. Ada lima sekaligus barusan,” ucap driver yang namanya dirahasiakan.

Ia mengaku memilih tidak ikut demo karena masih butuh uang.

“Saya sih nyari uang aja,” ujarnya sambil tersenyum.

Baginya, keputusan untuk ikut demo atau tidak adalah hak masing-masing driver.

Yang penting, dia tetap bekerja dan menjalankan tugas sebagai pengemudi.

Di sisi lain, ratusan pengemudi ojek online (ojol) di wilayah Banyumas Raya menggelar aksi demonstrasi besar-besaran di Alun-alun Purwokerto pada Selasa (20/5/2025).

Para pengemudi ini juga secara serentak melakukan off bid massal, mematikan aplikasi mereka.

Aksi ini merupakan bentuk dukungan terhadap demonstrasi yang menentang kebijakan aplikator yang dinilai merugikan para mitra.

Namun, di tengah aksi solidaritas ini, tidak semua pengemudi sepenuhnya menghentikan aktivitas mereka.

Beberapa ojol memilih untuk tetap melayani order secara offline demi menjaga kepercayaan pelanggan setia.

Salah satu pengemudi ojol, Sukento (45), memilih untuk tetap mengantar jemput penumpang secara manual karena sudah memiliki pelanggan tetap.

"Aplikasinya saya matikan, tapi saya tetap antar jemput anak sekolah langganan," ungkapnya kepada Tribunbanyumas.com.

Sukento menambahkan, "Mereka sudah percaya sama saya."

Sementara itu, pengemudi ojol lainnya, Alimin (35), memutuskan untuk tidak menarik penumpang sama sekali pada hari ini.

Meski tidak ikut turun ke jalan, ia tetap menunjukkan solidaritasnya.

"Saya off bid, tapi tidak ikut demo," ujarnya.

Alimin melanjutkan, "Hari ini istirahat saja di rumah."

Pengemudi ojol lain, Sofyan, mengatakan dirinya ikut off bid sebagai bentuk solidaritas terhadap rekan-rekannya yang berdemonstrasi.

"Saya tetap mengikuti imbauan off bid sebagai bentuk solidaritas," katanya.

Sofyan mengungkapkan kekhawatirannya, "Kalau tetap on khawatir ditembaki."

Ia menjelaskan, istilah "ditembaki" dalam konteks ini berarti dikerjai oleh rekan sesama pengemudi dengan order fiktif atau order dengan jarak yang sangat jauh.

Hal serupa diungkapkan oleh pengemudi ojol lainnya, Endro.

Namun, Endro tetap on bid karena kebetulan sedang berada di Banjarnegara.

"Saya tetap on bid karena lagi di Banjarnegara, biasanya setiap hari standby di Purwokerto," tambahnya.

Endro juga mengakui risiko on bid saat demo, "Kalau tetap on bid risikonya ditembaki."

Ia menceritakan, beberapa rekannya di Purwokerto juga menjadi sasaran "tembak" atau order fiktif.

"Tadi ada teman di Purwokerto mendapat order air mineral cuma satu gelas, diantar ke Alun-alun Purwokerto (lokasi demonstrasi pengemudi ojol)," tambahnya.

Di sisi lain, ada warga yang mengaku masih bisa menggunakan layanan ojol melalui aplikasi.

"Saya tadi pagi pesan makanan sekitar jam setengah sepuluh, masih bisa kok," kata Tyas (40), warga Kelurahan Berkoh, Purwokerto.

Tyas menambahkan, "Order tetap dilayani."

Sebelumnya, ratusan pengemudi ojol dan taksi online dari berbagai kota di Banyumas Raya turun ke jalan menyuarakan aspirasi mereka.

Aksi dimulai dari Jalan S Parman, kemudian konvoi menuju Alun-alun Purwokerto, dan berakhir di depan Pendopo Bupati Banyumas.

Mereka membentangkan poster berisi tuntutan dan kritik keras terhadap aplikator, di antaranya bertuliskan "Ojol Bukan Sapi Perah" dan "Kami Mitra Bukan Budak Aplikator".

Para pengemudi menilai kebijakan perusahaan aplikasi tidak berpihak pada kesejahteraan mitra, terutama skema slot yang dinilai merugikan, sehingga aksi off bid dan unjuk rasa menjadi pilihan utama mereka. (Permata Putra Sejati)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved