Berita Cilacap

Asa Lulusan SMK Yos Sudarso Sidareja Cilacap Merantau ke Jepang: Dapat Gaji Besar dan Manusiawi

Sebanyak 1.200 calon pekerja migran Jawa Tengah dan DIY bakal berangkat ke Jepang. Mereka akan bekerja 3 tahun sebagai pekerja magang.

Penulis: budi susanto | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/BUDI SUSANTO
PESERTA DIKLAT - Lutfhi Hanif Mashadi dan Yesisetya Ningsih saat ditemui di sela diklat calon pekerja migran Jawa Tengah di MG Setos Hotel Semarang, Minggu (11/5/2025). Keduanya menunggu pemberangkatan kerja ke Jepang. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Yesisetya Ningsih, gadis 21 tahun asal Cilacap, duduk tenang menunggu giliran berbicara saat mengikuti pelatihan di MG Setos Hotel Semarang, Minggu (11/5/2025).

Yesi merupakan satu di antara ribuan calon pekerja migran Jawa Tengah dan DIY yang menunggu pemberangkatan kerja ke Jepang.

Lulusan SMK Yos Sudarso Sidareja ini memantapkan diri mengambil langkah besar dalam hidupnya, meninggalkan kampung halaman untuk bekerja di sektor pengolahan makanan di Negeri Sakura.

"Saudara saya sudah lebih dulu kerja di sana, katanya penghasilannya cukup dan kerjanya manusiawi," ujar Yesi ditemui di sela pelatihan.

Baca juga: Pekerja Migran Indonesia asal Cilacap Jadi Paling Banyak se-Jateng, Banyumas Keempat

Berbekal semangat dan dorongan dari keluarga, Yesi menaruh harapan besar pada perjalanan barunya. 

Bagi gadis muda ini, bekerja di Jepang bukan hanya pilihan karier tapi kesempatan mengubah arah hidup.

Harapan memperbaiki nasib lewat bekerja di luar negeri juga mendorong Lutfhi Hanif Mashadi menjadi pekerja migran Indonesia (PMI).

Pria asal Kendal ini mantap meninggalkan kampung halaman dan keluarga tercinta demi satu harapan, masa depan yang lebih baik di negeri orang.

Hanif dijadwalkan terbang ke Jepang empat pekan ke depan.

"Saya ingin punya masa depan yang lebih baik, bukan cuma untuk saya tapi juga keluarga dan mungkin orang lain nanti," ucap Hanif di tempat yang sama.

Lulusan SMKN 6 Kendal jurusan pertanian ini sempat mencicipi kerja di perkebunan kelapa sawit. 

Namun, kehidupan tak banyak berubah. Gajinya pas-pasan.

Hingga akhirnya, ia memutuskan mengikuti jejak teman-temannya yang lebih dulu sukses bekerja di Jepang, di usianya yang ke 29 tahun.

"Kalau sesuai kontrak, gaji saya nanti sekitar Rp 18 juta per bulan," ujar Hanif.

Baca juga: Pemerintah akan Cabut Moratorium Pengiriman TKI ke Arab Saudi, Janji Jamin Perlindungan Pekerja

Namun, jalan menuju negeri Matahari Terbit itu bukan tanpa ongkos dan perjuangan. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved