Lebaran 2025

Puluhan Balon Udara Raksasa Hiasi Langit Kembaran Wonosobo, Terbesar Berukuran 26,5 Meter

Puluhan balon raksasa menghiasi lapangan Stadion Ronggolawe, Desa Kembaran, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, Selasa.

Penulis: Imah Masitoh | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/IMAH MASITOH
BALON UDARA - Puluhan balon udara mengudara di lapangan stadion Ronggolawe, Desa Kembaran, Kecamatan Kalikajar, Selasa (1/4/2025). Penerbangan balon tambat tersebut bagian dari event Festival Mudik 2025 Pemkab Wonosobo yang digelar di 16 lokasi. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, WONOSOBO - Puluhan balon raksasa menghiasi lapangan Stadion Ronggolawe, Desa Kembaran, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Selasa (1/4/2025).

Penerbangan balon secara ditambat itu merupakan bagian dari Festival Mudik 2025 yang digelar Pemkab Wonosobo.

Balon berbagai motif dan warna tersebut diterbangkan sejumlah komunitas peserta Kembaran Balloon Culture Festival 2025.

Satu di antara balon yang mengundang perhatian adalah balon berukuran raksasa, berdiameter sekitar 26,5 meter.

Balon bermotif batik klasik tersebut milik komunitas balon komplek Kaligede RT 02 RW 01, Desa kembaran.

Ahmad Sulaimi, satu di antara anggota komunitas tersebut mengatakan, balon raksasa ini yang terbesar di antara peserta.

"Balon kita ini paling besar, ukurannya 26,5 meter."

"Selama dua tahun ini, masih jadi yang terbesar," ungkapnya di sela acara.

Baca juga: Pesona Lapangan Garung Diminati Warga Luar Wonosobo, Salat Idulfitri Berlatar Gunung Sindoro Sumbing

Balon raksasa ini dibuat selama satu bulan selama Ramadan.

Proses pembuatannya dilakukan secara manual, menggunakan kertas berbahan khusus yang sudah digambar, kemudian disatukan hingga membentuk balon.

Pembuatannya melibatkan 12 orang komunitas.

Sementara, penerbangan balon udara ini menggunakan metode pengasapan.

Biasanya, butuh waktu 20 menit hingga satu jam agar balon benar-benar terisi asap dan berhasil terbang.

Satu kali pengasapan membuat balon bertahan mengudara hingga 30 menit. 

Demi keamanan, penerbangan balon udara ini dilakukan lewat cara ditambatkan atau tidak dilepas bebas.

kondisi angin sangat mempengaruhi saat penerbangan balon udara.

Semakin kencang angin, balon akan sulit terbang, bahkan bisa pecah.

Seusai diterbangkan, balon akan dilipat dan disimpan, kemudian disiapkan lagi untuk event serupa atau tahun depan.

"Balon yang kami buat ini bisa dipakai beberapa kali, biasanya hingga 3 tahun lamanya," imbuhnya.

Diikuti Peserta dari Luar Negeri

Sementara itu, Panitia Kembaran Balloon Culture Festival 2025 Hasan Fadoli mengatakan, event ini rutin digelar setiap tahunnya.

Di hari pertama ini, ada 23 balon udara yang diterbangkan.

Kembaran Balloon Culture Festival 2025 akan berlangsung selama 4 hari, tanggal 1-4 April 2025.

"Untuk hari besok, ada peserta dari luar negeri, yakni negara Brazil dan Kolombia. Besok total ada 44 balon," sebutnya.

Baca juga: 800 Balon Udara Bakal Hiasi Langit Wonosobo Sambut Lebaran 2025, Ada Balon dari Brazil dan Kolombia

Hasan menyebut, setiap tahunnya, selalu ada peningkatan kreativitas dari balon-balon yang mengudara, baik dari sisi motif, bentuk, hingga ukuran.

Komunitas balon di Kembaran sendiri terbilang banyak, hampir setiap masjid, musala, dan RT punya balon masing-masing.

"Ini membuktikan, balon udara memang sudah mengakar dan menjadi tradisi di masyarakat Wonosobo dari dulu hingga saat ini dan mempunyai nilai sejarah, historis, dan filosofi," terangnya.

Tradisi Sejak 1951

Ia menjelaskan, tradisi menerbangkan balon udara di Wonosobo telah ada sejak tahun 1951, yang diprakarsai Kyai Sunhaji atau tokoh masyarakat di wilayah Kembaran.

Balon udara itu diterbangkan saat momen Hari Raya Idulfitri. 

Bedanya, penerbangan balon udara dahulu dilakukan secara bebas sementara saat ini harus ditambatkan karena dapat mengganggu penerbangan.

Balon udara di Wonosobo punya keterkaitan dengan nilai-nilai agama Islam.

Pembuatannya yang dilakukan selama bulan Ramadan dan diterbangkan di hari kemenangan atau Idulfitri, memiliki makna tersendiri.

"Ini punya makna, untuk bisa terbang lebih tinggi harus diisi asap penuh sebagaimana kita menjalankan puasa sebulan penuh tanpa dicederai oleh dosa-dosa sehingga pada akhirnya, di Idulfitri, kita akan mencapai derajat ketakwaan," sambungnya.

Dia berharap, balon udara Wonosobo akan semakin dikenal masyarakat luas.

Selain di Kembaran, penerbangan balon dalam rangka Festival Mudik 2025 juga dilakukan di 15 titik lain di Wonosobo.

Festival Mudik 2025 berlangsung tanggal 1-6 April 2025.

Puncak acara akan berlangsung di Alun-alun Wonosobo pada 6 April mendatang. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved