Berita Jateng

Farrel CS Jaga Tradisi Bangunkan Warga Sahur dengan Konser Ngangklang di Singorojo Kendal

Di bawah gemerlapnya bintang dan rembulan, ke enam pemuda itu mulai menjalankan tradisi gugah sahur.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Rustam Aji
Tribun Jateng/Hermawan Handaka
TRADISI BANGUNKAN SAHUR - Sekelompok pemuda memainkan musik perkusi pada Jumat (14/3/2025) di Teras Musala Al Hikmah RT 01 RW 04, Ngareanak, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal. Musik perkusi sebagai pembangkit semangat. Musik perkusi yang dimainkan oleh sekelompok pemuda tersebut memiliki irama yang ceria dan menghibur. Musik ini berhasil membangkitkan semangat warga sekitar untuk memulai hari dengan sahur. Tradisi ini juga menjadi ajang silaturahmi dan kebersamaan antara warga. Tradisi ini terjaga dengan baik oleh warga sekitar dan menjadi salah satu kegiatan yang paling dinantikan selama Ramadan. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Tradisi bangunkan warga sahur sudah mulai luntur di masyarakat.

Namun, tidak demikian dengan di Ngareanak, Singorojo, Kendal.

Tradisi membangunkan warga sahur masih terjaga dengan baik, hanya saja tidak dengan keliling kampung, melainkan stay di musala Al Hikmah RT 01 RW 04 Ngareanak, Singorojo, Kendal.

Adalah Farrel bersama enam pemuda musala Al Hikmah RT 01 RW 04 Ngareanak, Singorojo, Kendal, selalu sibuk mempersiapkan alat perkusi musik sederhana untuk membangun sahur para warga.

Di bawah gemerlapnya bintang dan rembulan, ke enam pemuda itu mulai menjalankan tradisi gugah sahur.

Sebelum bermain musik, sekira pukul 02.40WIB Farrel memecah keheningan malam dengan menjadi pranatacara untuk membuka konser perkusi itu.

Satu persatu warga mulai penasaran dengan suara tersebut, tak sedikit dari mereka yang keluar rumah untuk mengecek sumber suara.

Tak berselang lama, alat perkusi mulai dimainkan. Para warga langsung mengambil gawainya dari saku untuk mengabadikan momen itu.

Alunan musik dari pianika, drum plastik bekas bewarna putih, botol kaca berisi air, simbal, dan remo.

Baca juga: Truk Pengangkut Susu Ultra Milk Terguling Saat Hindari Sepeda Motor, Isi Muatan Tumpah

Untuk pengeras suara, mereka memanfaatkan toa musala ditambah speaker aktif untuk menyebar suara sebagai penanda "konser ngangklang" sedang berlangsung.

Mereka mulai mendendangkan lagu "Wayahe Sahur", lanjut "Ojo tura-turu", "Santri Pondok", hingga "Tambal Ban - Ayo Sahur" yang rata-rata dikombinasikan dengan sholawatan. 

Untuk dapat memainkan semua, setidaknya mereka menghabiskan waktu selama sekira 30 menit atau rata-rata berakhir pukul 03.30.

Farrel menyebut, ini sudah menjadi kebiasaan atau tradisi di kampungnya, yang tak pernah absen selama Ramadan. 

Yang dilakukan mereka pun seakan telah menjadi alarm bagi warga untuk segera bangun mempersiapkan menu santap sahur bersama keluarganya. 

Sebagai penutup, tak jarang pula santap sahur bersama dengan menu seadanya, yang terkadang dibawa dari rumah atau terkadang pula mendapatkan donasi dari warga.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved