Berita Banyumas

Keluarga TKI yang Tewas di Peru Sambat Biaya Pemulangan Yetti, DPRD Banyumas Cari Bantuan CSR

Keluarga almarhumah Yetti, TKI asal Banyumas yang tewas di Peru, meminta bantuan DPRD Banyumas untuk memulangkan Yetti. Anggota dewan pun cari CSR.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/PERMATA PUTRA SEJATI
AUDIENSI - Keluarga almarhumah Yetti Purwaningsih, TKI asal Banyumas yang meninggal di Peru, mengadu ke Komisi IV DPRD Banyumas, Rabu (12/3/2025). Mereka meminta wakil rakyat membantu pemulangan jenazah Yetti yang tewas di Peru sejak tiga pekan lalu. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Keluarga almarhumah Yetti Purwaningsih (53), TKI asal Banyumas yang meninggal di Peru, meminta bantuan DPRD Banyumas untuk memulangkan jenazah Yetti.

Sudah tiga pekan jenazah Yetti tertahan di Peru lantaran keluarga di Banyumas tak memiliki biaya.

Adik Yetti, Mursito (47), warga Desa Pageraji RT 06 RW 07, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, menyebut, masih butuh Rp150 juta untuk memulangkan jenazah Yetti.

"Awalnya, nominalnya butuh Rp248 juta dari KBRI dan dapat keringanan menjadi Rp206 juta."

"Kemudian, ada uang saku yang di almarhum besarannya Rp50an juta."

"Sehingga, kekurangnya masih butuh Rp150 juta," kata Mursito saat audiensi dengan Komisi 4 DRPD Banyumas, Rabu (12/3/2025). 

Baca juga: Sudah 2 Pekan Keluarga Menanti Kedatangan Jenazah TKI Banyumas dari Peru

Mursito mengatakan, pihak keluarga berharap jenazah sang kakak bisa dipulangkan sesuai keinginan Yetti sebelum meninggal.

"Tapi, kalau soal nominal, kami berat."

"Pihak KBRI juga tidak menuntut ke tempat kerja almarhum karena memang tidak ada kontrak kerja."

"Tapi, kami tetap minta bantuan pemerintah untuk pemulangan," jelasnya. 

Berbagai upaya telah ditempuh, mulai dari menghubungi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) hingga mengajukan permohonan ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lima, Peru.

Mursito menceritakan, Yetti merantau ke Peru sejak 20 tahun lalu.

Yetti di Peru diketahui dapat membuka usaha di bidang kuliner.

Meskipun jarak Peru cukup jauh, sang kakak selalu menjaga komunikasi dengan keluarga di Banyumas, Indonesia. 

Mursito mengatakan, komunikasi terakhir Yetti dengan keluarga terjadi pada 31 Januari 2025 melalui video call.

Saat itu, Yetti mengabarkan dirinya sedang sakit tenggorokan namun masih tetap beraktivitas seperti biasa.

Pada 25 Februari 2025, keluarga menerima kabar dari KBRI di Peru yang mengonfirmasi bahwa Yetti telah meninggal dunia.

Ia mendatangi Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWNI dan BHI) di Jakarta, yang menangani perlindungan WNI di luar negeri. 

Mursito juga mengajukan permohonan tertulis ke KBRI di Lima, Peru, dengan harapan proses pemulangan jenazah bisa segera dilakukan. 

Cari Bantuan CSR

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinakertrans) Kabupaten Banyumas, Wahyu Dewanto menyatakan siap memfasilitasi pemulangan jenazah Yetty Purwaningsih dari Peru ke Banyumas untuk dapat dimakamkan.

Saat ini, pihaknya masih menunggu keputusan dari pemerintah Peru terkait pemulangan jenazah warganya itu. 

Menurutnya, terdapat dua opsi yang saat ini tengah dipertimbangkan, yakni jenazah Yetty dapat dipulangkan ke Indonesia atau dimakamkan di Peru.

Baca juga: 19 Tahun Tinggal di Hutan Malaysia, TKI Asal Batang Kini Dirawat di KBRI. Segera Dipulangkan

Sayang, kata Wahyu, APBD Banyumas tidak mencakup alokasi anggaran khusus biaya pemulangan jenazah warga yang meninggal di luar negeri.

"Meski begitu, Pak Bupati yang telah mengetahui situasi ini, dan akan memperjuangkan kekurangan biaya melalui sumber non-APBD, seperti Corporate Social Responsibility (CSR), BAZNAS, atau lembaga lainnya." 

"APBD hanya sebatas membantu," jelasnya. 

Menurut Wahyu, jika dimakamkan di Peru, biaya pemakaman Yetti sekitar Rp30 jutaan. 

Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Banyumas, Dhuha Ngabdul Wasis mengatakan, selama sepekan ke depan, pihaknya akan menggalang bantuan dari CSR. 

"Apakah nanti mencari bantuan dari CSR, seberapa dapatnya nanti alhamdulillah."

"Kalau kurang, itu kembali ke keluarga, Kalau dapat Rp150 juta, ya alhamdulillah."

"Kalau masih kurang, keluarga juga bisa ikut cari dan disatu sisi saya menyarankan dimakankan disana. Karena kelamaan, kasihan," imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved