Hikmah Ramadan oleh Menteri Agama
Merawat Kemabruran Puasa: Hikmah di Balik Tak Terkabulnya Doa, Mungkin Ada yang Tidak Halal
Allah SWT tidak ingin mengabulkan permohonan itu agar yang bersangkutan tidak asyik bermain dan menikmati hasil doanya lalu lupa naik ke langit.
Boleh jadi Allah SWT memandang permohonan yang bersangkutan berakibat buruk baginya. Misalnya akan menjadikan dirinya menjadi sombong dan angkuh sehingga menjauh dari Tuhannya. Bahkan mungkin bisa jika permohonannya dikabulkan akan menyebabkan masuk penjarah atau dikenakan hukuman yang memalukan lain dari dan oleh masyarakat.
Meskipun demikian, seorang hamba tetap diminta untuk terus berdoa, karena seperti dikatakan Nabi Muhammad Saw: Al-Du’a mukh al-‘ibadah (doa adalah intinya ibadah).
Orang yang yang tidak mau atau malas berdoa termasuk orang yang sombong di mata Allah SWT, karena seolah-olah ia tidak membutuhkan Tuhan dan merasa mampu memfasilitasi dirinya sendiri.
Teruslah berdoa, diterima atau ditolak tetap memiliki manfaat luar biasa bagi yang bersangkutan, minimun berfungsi sebagai induk segala ibadah. Masya’ Allah. (*/11/Menteri Agama Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA)
| Merawat Kemabruran Puasa: Dari Religiousness dan Religious Mindedness, Menuju Rahmatan Lil ‘alamin |
|
|---|
| Merawat Kemabruran Puasa: Dari Salam, Islam, ke Istislam, Seorang Muslim harus Mengutamakan Damai |
|
|---|
| Kemabruran Puasa: Dari Sufi Palsu ke Sufi Sejati, Segala yang Keluar dari Hati akan Mendarat di Hati |
|
|---|
| Merawat Kemabruran Puasa: Dari Wirid ke Warid, Tidak Lagi akan Didikte oleh Kepentingan Dunia |
|
|---|
| Merawat Kemabruran Puasa: Dari Ta'abbud ke Isti'anah, Berharap Meraih Tanazul |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/Menteri-Agama-menang-Nasaruddin-Umar.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.