Berita Jateng
Debit Air Bendung Wilalung Meningkat Sejak Tiga Hari Terakhir, Gawat jika Hujan Mengguyur
Debit terakhir yakni 839 meter kubik per detik yang akhirnya pintu air menuju ke arah Sungai Juwana dibuka 10 sentimeter.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Rustam Aji
TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS – Debit air Bendung Wilalung mengalami kenaikan secara konstan sejak tiga hari terakhir.
Adapun debit terakhir yakni 839 meter kubik per detik yang akhirnya pintu air menuju ke arah Sungai Juwana dibuka 10 sentimeter.
Operator Bendung Wilalung, Karno mengatakan, meski mengalami kenaikan sejak tiga hari terakhir tetapi kondisinya masih terbilang aman dan terkendali.
Tapi kondisi ini bisa semakin parah jika cuaca di hulu tidak mendukung. Artinya curah hujan tinggi dan debit air terus bertambah.
Baca juga: Luapan Sungai Pemali akibatkan 11 Fasilitas Umum dan 33 Sekolah di Brebes Banjir
Debit air yang telah mencapai 839 meter kubik per detik tersebut memang secara prosedur pitu air di Bendung Wilalung yang mengarah ke Sungai Juwana harus dibuka. Menurutnya, debit ketika sudah mencapai 800 meter kubik pintu air menuju Juwana harus dibuka.
“Tadi jam 6 pagi kami buka pintu air nomor 8. Ini debit masih stabil di posisi 839 meter kubik per detik. Situasi di hulu sungai saat ini juga masih terkendali,” kata Karno saat ditemui di Bendung Wilalung, Selasa (21/1/2025).
Karno melanjutkan, ketika debit terus bertambah maka pihaknya juga akan membuka pintu air lebih lebar.
Baca juga: Wamendikdasmen Sebut Evaluasi PPDB dan Sistem Zonasi Akan Segera Diumumkan
“Taruhlah kalau debit naik menjadi 850 meter kubik per detik ya dibuka lagi ditambah 5 sentimeter,” kata Karno.
Sementara Penjabat Bupati Kudus Herda Helmijaya mengatakan, dalam upaya pengendalian banjir di Kabupaten Kudus tidak bisa dilakukan sendiri. Harus ada keterlibatan dari daerah sekitar. Mengingat dalam upaya pengelolaan air ini perlu ada kerja sama lintas daerah.
“Rasanya sudah harus dimulai kerja sama antarwilayah untuk mengatasi persoalan air ini. kan sungai tidak hanya melintas di Kudus kami lihat kemungkinan-kemungkinan,” kata Herda.
Baca juga: Dua Desa di Kradenan Blora Terdampak Luapan Banjir Sungai Wulung
Persoalan pengelolaan air ini , kata Herda, bisa dibawa ke tingka provinsi melalui kerja sama antarkabupaten. Sebab, dalam praktiknya memang tidak bisa kalau harus Kabupaten Kudus saja yang melakukan upaya pengendalian air.
“Misalnya kalau punya uang dan mampu membangun area resapan baru atau embung baru atau retensi, tetapi kan secara kewilayahan tidak tersedia. Makanya harus kami pikirkan bersama,” kata Herda. (goz)
Permudah Layanan Masyarakat, Ahmad Luthfi Luncurkan Modernisasi Pembayaran Bus Trans Jateng |
![]() |
---|
Massa Bakal Tuntut Bupati Pati Dipecat, Polda Jateng Siap 'Cawe-cawe' Amankan Demo Pati 13 Agustus |
![]() |
---|
Eks Marinir Satria Arta Kumbara Ternyata Alumni SMK Dr Tjipto Ambarawa, Kepintarannya Tak Menonjol |
![]() |
---|
Realisasi Pendapatan APBD Jateng Capai Rp11,213 Triliun di Medio 2025 |
![]() |
---|
Ahmad Luthfi Kerahkan 1.910 Mahasiswa KKN untuk Verifikasi Data RTLH |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.