Berita Jateng

Soroti Alih Fungsi Hutan di Pegunungan Pati dan Kudus, DPRD Jateng Minta Segera Ada Penghijaun

DPRD Jateng menyoroti kerusakan lingkungan di pegunungan Pati hingga Kudus. Hal ini diduga menjadi pemicu banjir yang terjadi beberapa waktu lalu.

Penulis: budi susanto | Editor: rika irawati
Tribunbanyumas.com/Rezanda Akbar
ILUSTRASI. Seorang warga Kudus melintas di genangan banjir. Banjir di kabupaten ini meluas hingga 31 desa pada Senin (18/3/2024). Banjir di Kudus dan bencana di Pati beberapa waktu terakhir menjadi sorotan DPRD Jateng, diduga akibat kerusakan pegunungan di wilayah tersebut. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Kerusakan lingkungan di wilayah Pati hingga Kudus jadi sorotan DPRD Jawa Tengah (Jateng).

Kerusakan lingkungan inilah yang diduga memicu beberapa bencana di wilayah tersebut, semisal banjir Wonosoco, Kudus, beberapa waktu lalu.

Untuk mencari solusi, DPRD Jateng juga telah berkoordinasi dengan cabang Dinas Kehutanan Wilayah II di Pati.

Ketua Komisi B Sri Hartini mengatakan, sejumlah bencana terjadi karena alih fungsi hutan di wilayah tersebut.

Ia mengatakan, fungsi hutan harus dipulihkan lewat pengelolaan lingkungan yang tepat.

"Banjir di Wonosoco, Kudus, terjadi karena fungsi hutan yang menurun akibat penanaman jagung," jelasnya, Minggu (20/10/2024).

Baca juga: Pimpinan DPRD Jateng Dilantik, Kawal Realisasi Jawa Tengah Jadi Lumbung Pangan Nasional

Sri Hartini mengatakan, harus ada langkah konkret memperbaiki kondisi lingkungan, misalnya lewat penghijauan.

Sri menuturkan, pelaksanaan penghijauan bisa dilakukan menggunakan pendanaan APBD dan pihak swasta.

Ia mengatakan, perusahaan-perusahaan besar harus diajak memulihkan kondisi lingkungan melalui dana CSR. 

"Selain itu, bisa juga bekerja sama dengan organisasi masyarakat yang peduli lingkungan, seperti lereng Muria di Kudus," paparnya.

Tak hanya itu, kerusakan hutan di Blora dan Kendeng juga jadi sorotan Komisi B.

Baca juga: Banjir Kudus Telan Korban Jiwa, 4 Orang Meninggal

Bahkan, Komisi B acapkali mendapat keluhan terkait minimnya penghijauan dan maraknya galian C ilegal di wilayah tersebut.

"Banyak keluhan tentang lingkungan, bahkan galian C semakin merajalela," terang Wakil Ketua Komis B Endro Dwi Cahyanto, beberapa waktu lalu.

Terpisah, Plt Kepala Cabang Dinas Kehutanan Wilayah II, Dwi Cahyo Purnomo menjelaskan, wilayah II meliputi Demak, Kudus, Jepara, dan Pati

Di wilayahnya, empat isu strategis yang menjadi fokus adalah kawasan Gunung Muria, perhutanan sosial, perhutanan Kendeng, dan kawasan pesisir.

"Kami fokus pada lahan kritis, konservasi, serta peningkatan ekonomi berbasis kehutanan. Di Kendeng, kami sudah menanam 300 hektar pohon bersama pihak swasta," katanya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved