Berita Banyumas

Reaktivasi Jalur KA Purwokerto-Wonosobo Bisa Jadi Solusi Masalah ODOL, Pengamat: Pemda Harus Aktif

Reaktivasi jalur kereta api Purwokerto-Wonosobo diperkirakan dapat menjadi solusi masalah ODOL terutama di jalur Pantura Jawa Tengah.

Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/DAOP 5 PURWOKERTO
Ilustrasi. Petugas mengangkut sejumlah sepeda motor dalam program Motor Gratis (Motis) di Stasiun Purwokerto pada musim Lebaran 2023. Pengamat Transportasi mendorong pemerintah mempercepat reaktivasi jalur kereta rute Purwokerto-Wonosobo untuk meningkatkan layanan angkutan barang sehingga mengurangi beroperasinya angkutan ODOL. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Reaktivasi jalur kereta api Purwokerto-Wonosobo diperkirakan dapat menjadi solusi masalah over dimension over load (ODOL), terutama di jalur Pantura Jateng.

Itu sebabnya, pengamat transportasi Theresia Tarigan mendorong pemerintah mempercepat reaktivasi jalur kereta api  Purwokerto-Wonosobo tersebut.

Menurut Theresia, pengaktifan kembali jalur tersebut tak hanya mempermudah akses penumpang tetapi juga logistik.

Dengan begitu, penggunaan armada besar ODOL yang kerap menyebabkan kecelakaan lalu lintas dapat berkurang.

Data Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Jawa Tengah (BPTD) Kementerian Perhubungan di 7 satuan Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB), temuan truk ODOL di Jawa Tengah, sepanjang 2023, mencapai 9.453 kendaraan.

"Itu komitmen dari pendanaan pusat karena kan itu lewat Dirjen Kereta Api, berarti kan PSO, harus public services obligation harus digelontorkan untuk itu (rekativasi jalur kereta," ujar Theresia melalui sambungan telepon, Selasa (17/9/2024).

Baca juga: Reaktivasi Jalur KA Purwokerto-Wonosobo Muncul Lagi, Dukung Percepatan Pembangunan Jateng Selatan

Menurut Theresia, pemerintah daerah harus aktof mendorong rencana tersebut.

Apalagi, masalah ODOL menimbulkan efek beragam, di antaranya jalan rusak dan kecelakaan lalu lintas.

"Nah, itu mungkin perlu lobby-lobby dari pemerintah, gubernur, bagaimana ke Dirjen Kereta Api itu kan potensi banget dari Purwodadi, dari Semarang. Lalu menghindari terlalu banyaknya kontainer di jalan sekitar Jateng," kata dia.

Kebijakan Biaya Logistik

Selain menyediakan fasilitas logistik lewat jalir kereta api, kata Theresia, pemerintah daerah juga harus mengatur terkait biaya logistik yang ekonomis di jalur kereta api.

Sehingga, para pengusaha tertarik menggunakan pengiriman logistik di jalur itu.

"Sebenernya kan kita sudah punya double track kereta api, cuma tarifnya kan lebih mahal dan mungkin bongkar muatnya tidak siap."

"Nah, itu sebenarnya harus didesak juga sehingga menjadi direncanakan dan bisa terealisasi gitu," lanjut Theresia.

Keengganan pengusaha menggunakan layanan logistik di kereta api, kata dia, dipicu biaya yang relatif lebih mahal ketimbang logistik melalui truk atau kontainer.

"Sayang, sudah ada double track-nya tapi kalau denger dari teman-teman pengusaha, ongkosnya masih belum kompetitif untuk pengirim barang lewat kereta api," imbuh dia.

Baca juga: Pungli di Pengujian Kendaraan Bermotor Masih Tumbuh Subur, Batu Sandungan Menuju Zero ODOL

Dia berharap, adanya double track di Jateng, ke depannya dapat meningkatkan penggunaan fasilitas itu untuk angkutan barang dan berkurangnya penggunaan jalan raya.

"Jadi, enggak melulu jalan rusak-rusak terus kan karena dia juga gak terawasi lagi ODOL-nya. Jadi PR-nya banyak. Tapi memang harus berlari menjadi target bersama," tutur dia.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng Sumarno mengatakan, Pemprov Jateng mendorong reaktivasi jalur kereta api Semarang-Pati-Rembang dan jalur Kendal, Demak, Ungaran, Semarang, Purwodadi (Kedungsepur).

"Reaktivasi jalur kereta api merupakan kewenangan pusat. Kemarin sudah ada kajian, mudah-mudahan jalur kereta api kawasan Kedungsepur segera dapat diaktifkan kembali," harap Sumarno saat membuka acara 'Central Java Transport Solution Expo 2024' di Gedung Wahana Graha Dinas Perhubungan Jateng, Rabu, (11/9/2024).

Mempercepat Pembangunan Jateng Selatan

Sementara, anggota DPD RI Jawa Tengah Abdul Kholik mendorong agar reaktivasi kereta api rute Purwokerto-Wonosobo sepanjang 92 kilometer menjadi prioritas pembangunan.

Pembangunan reaktivasi jalur kereta ini diperkirakan menelan anggaran senilai Rp8,3 triliun.

Pengaktifan kembali relasi Purwokerto-Wonosobo, kata Abdul Kholik, akan membuat 16 stasiun berfungsi kembali.

Lalu, 12.930 penumpang dapat diangkut setiap hari bila telah beroperasi pada 2044 mendatang.

"Ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan akses dan mendorong ekonomi daerah di kawasan selatan sampai ke tengah, yang sangat sulit untuk bisa mendapatkan akses selain kereta api," ujar Kholik usai FGD Reaktivitasi Kereta Api Purwokerti-Wonosobo di kantornya, Kamis (1/8/2024).

Menurutnya, keberadaan jalur kereta Purwokerto-Wonosobo juga dapat menjadi solusi permasalahan logistik dan memenuhi akses transportasi publik bagi masyarakat setempat. (Kompas.com/Titis Anis Fauziyah)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Reaktivasi Jalur Kereta Purwokerto-Wonosobo Dinilai Bisa Tekan Angka Laka Jateng".

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved