Berita Jepara
Terdampak Kekeringan, 4.293 Jiwa di Jepara Andalkan Bantuan Air Bersih dari BPBD
Sebanyak 4.293 warga di empat desa di Jepara menggantungkan air bersih bantuan BPBD akibat kekeringan yang melanda.
Penulis: Tito Isna Utama | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, JEPARA - Empat desa di tiga kecamatan di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng), terdata mengalami kekeringan di musim kemarau ini.
Akibatnya, 4.293 warga menggantungkan pemenuhan air bersih dari bantuan.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara, kekeringan itu dialami warga di Desa Clering dan Sumberejo, Kecamatan Donorojo; Desa Kunir, Kecamatan Keling; dan Desa Kaliombo, Kecamatan Pecangaan.
Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BPBD) Jepara Muh Ali Wibowo mengungkap, warga terdampak kekeringan di Desa Clering mencapai 1.969 jiwa.
Sementara, di tiga desa lain, masing-masing di Desa Clering 740 jiwa, Desa Kunir 365 jiwa, dan Desa Kaliombo 1.219 jiwa.
"Sampai saat ini, sudah ada empat desa yang terdampak kekeringan, mudah-mudahan hanya empat desa itu yang minta dropping air. Penyebabnya karena sumber mata airnya mengering," kata Ali kepada Tribunjateng, Minggu (1/9/2024).
Baca juga: Petahana Dian Kristiandi Tak Dapat Restu PDIP di Pilkada Jepara: Jangan Pecah Belah!
Sebenarnya, kata Ali, Desa Sumberejo dan Clering sudah mendapat bantuan sumur gratis yang dibangun tahun lalu.
Namun, sampai saat ini, sumur tersebut belum dapat dimanfaatkan sehingga masyarakat masih mengalami kekeringan.
Untuk memenuhi kebutuhan warga, BPBD Jepara mengirim air bersih dua kali dalam sepekan kali ke setiap desa yang sudah melaporkan terjadi bencana kekeringan.
"Kami jadwalkan pengiriman air, dua kali sepekan. Sekali dropping 10 ribu liter atau dua tangki. Satu tangki berkapasitas 5 ribu liter," ujarnya.
Terpisah, Warga Desa Kaliombo RT 06 RW 02, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, Mafiati (47) menuturkan bahwa sudah hampir satu bulan ini air di desanya tidak mengalir.
Menurutnya, kondisi tersebut memang rutin terjadi setiap tahun, saat musim kemarau datang.
Baca juga: Insentif RT di Jepara Rp 150 Ribu Perbulan Terancam Ditiadakan Tahun Ini
Menurut Mafiati, biasanya, warga mendapatkan air bersih dari sumur dan PDAM dari Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Jungporo.
"Tapi, kalau musim kemarau, seperti sekarang ini, air sumurnya berubah warna jadi kuning, terus rasanya asin. Jadi, paling ya cuma bisa dipakai buat nyuci, kalau masak airnya beli," ucapnya.
Ia menyampaikan bahwa air PDAM, ketika musim kemarau, juga tidak mengalir lancar karena sumber air baku dari Sungai Bonpes juga mengering.
Ia berharap, bantuan air bersih di desanya lancar sehingga bisa mengurangi beban pengeluaran keluarga. (*)
Baca juga: Warung Bakso Pak Karmo di Jalan Brigjen Katamso Brebes Hangus Terbakar, Api Muncul dari Gudang
Baca juga: Harga Pertamax Turun Mulai Hari Ini, 1 September 2024. Berikut Rincian Harga di Jateng dan DIY
Perhiasan Emas 50 Gram Milik Lansia Jepara Berubah Mainan, Terungkap setelah Jendela Kamar Terbuka |
![]() |
---|
Gagal Seleksi PPPK, Honorer Pemkab Jepara Bakal Diangkat sebagai PPPK Paruh Waktu |
![]() |
---|
Beras Oplosan Mulai Dirasakan Warga Jepara, Belum Ganggu Penjualan di Pasar |
![]() |
---|
OB Bank di Jepara Nyambi jadi Pengedar Sabu, Ditangkap saat Tunggu Pembeli |
![]() |
---|
Jelang Konser Gratis Denny Caknan, Bupati Jepara Cek Langsung Kesiapan Panggung Hingga Keamanan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.