Jadi Favorit saat Arus Balik, Rest Area Salatiga Sempat Ditutup Sementara untuk Mencegah Kemacetan

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Rest Area Salatiga di KM 456 B menjadi favorit pemudik saat arus balik Lebaran 2024, Sabtu (13/4/2024).

Akibat penumpukan pemudik di titik ini, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jateng sempat menutup rest area tersebut.

Polisi mengarahkan pemudik yang melaju dari arah Solo ke Semarang, yang akan singgah di rest area ini kemudian diarahkan ke tempat peristirahatan berikutnya supaya tidak terjadi bottleneck atau penyempitan jalur yang bisa memicu kecelakaan.

"Iya, kami tadi dapat laporan, rest area 456 jalur B sudah 80 persen penuh maka ditutup. Pemudik diarahkan ke rest area berikutnya," kata Dirlantas Polda Jateng Kombes Sonny Irawan, Sabtu.

Sonny pun mengimbau pemudik tak panik dan hanya menggunakan rest area tertentu saat perjalanan balik ke arah Jakarta.

Sebab, sepanjang jalur tol dari Kalikangkung sampai Pejagan, ada sebanyak 12 rest area di jalur kanan dan kiri, baik tipe A maupun tipe B.

Rest area di jalur A atau jalur kanan dari arah Jateng bisa digunakan para pemudik yang melakukan arus balik karena pemerintah telah menerapkan sistem satu arah mulai Sabtu pukul 15.00 WIB hingga Senin (15/4/2024) besok.

Baca juga: Perhatian! Sistem Satu Arah dari GT Kalikangkung-Cipali Sudah Dimulai, Berlaku Sampai 15 April

Sonny juga meminta pemudik tak khawatir dengan fasilitas di rest area tipe B.

"Kalaupun tipe B, masih ada SPBU dan tempat salat serta tempat makannya," jelas Sonny.

Ia juga menyarankan pemudik beristirahat di daerah di luar tol saat rest area padat dan lebih dekat exit tol yang dilewati.

Sonny meminta pemudik tak beristirahat di bahu jalan tol.

"Semisal dipaksakan istirahat di dalam tol dan berhenti di bahu jalan tol maka ditakutkan terjadi hal tak diinginkan," katanya.

Baca juga: Catat Waktunya! Diskon Tarif Tol 20 Persen saat Arus Balik, Berlaku Terusan Semarang-Jakarta

Ia menambahkan, selama arus balik Lebaran 2024, kebijakan one way lokal nantinya akan melihat dinamika di lapangan.

Terutama, jumlah arus kendaraan yang melintas per jamnya.

Menurut Sonny, ada beberapa indikator untuk menerapkan skema one way lokal, di antaranya terjadi kepadatan kendaraan dari KM 424 Gajahmungkur, Kota Semarang hingga KM 428 Jatingaleh, Banyumanik, Kota Semarang.