Mudik 2024

Apa Kepanjangan Mudik? Konon Merupakan Singkatan dari Bahasa Jawa

Tahun ini, masyarakat Indonesia bakal melaksanakan mudik menjelang lebaran 2024. Peningkatan arus mudik diprediksi mulai terjadi pada Jumat 5 April.

KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Kendaraan pemudik dari arah Jakarta melewati jalan tol Jakarta - Cikampek di Cikampek, Jawa Barat, Minggu (2/6/2019). Konon istilah mudik berasal dari Bahasa Jawa. 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Fenomena mudik terjadi saat hari raya keagamaan. Namun, apakah Anda tahu asal usul istilah 'mudik'?

Tahun ini, masyarakat Indonesia bakal melaksanakan mudik menjelang lebaran 2024.

Peningkatan arus mudik diprediksi mulai terjadi pada Jumat 5 April 2024.

Baca juga: Cek, Rincian Diskon Tarif Tol Mudik Lebaran, dari Gerbang Tol Cikampek Utama - Kalikangkung

Awal mula istilah 'mudik' muncul di Indonesia dapat ditelusuri kembali ke zaman kolonial Belanda.

Istilah ini konon berasal dari bahasa Jawa, yakni singkatan dari 'mulih dhisik' yang secara harfiah berarti 'pulang ke desa'.

Pada awalnya, istilah ini digunakan untuk menggambarkan pergerakan penduduk yang bekerja di kota-kota besar kembali ke kampung halaman mereka pada saat liburan.

Fenomena ini kerap terjadi terutama pada waktu-waktu tertentu semisal Lebaran atau Idulfitri.

Baca juga: Selama Arus Mudik, Jalur Dermoleng Brebes-Purwokerto Berlaku Satu Arah. Ini Rute Pengalihannya

Tradisi mudik ini berkembang pesat seiring dengan pertumbuhan perkotaan dan perubahan sosial ekonomi di Indonesia.

Masyarakat yang bekerja di kota-kota besar sering kali memiliki akar atau keluarga besar atau silsilah di desa atau kampung halaman mereka.

Oleh karena itu, mereka merasa penting untuk kembali ke kampung halaman saat momen-momen penting semisal perayaan hari raya atau acara keluarga lainnya.

Selain sebagai momen untuk berkumpul dengan keluarga, mudik juga memiliki makna spiritual dan budaya yang dalam bagi masyarakat Indonesia.

Mudik dianggap sebagai bentuk ibadah dan penghormatan kepada orang tua serta leluhur, serta sebagai kesempatan untuk menjaga silaturahmi dan tradisi kekeluargaan yang kuat.

Dikutip dari laman Kementerian Perhubungan, perkembangan transportasi dan infrastruktur di Indonesia juga turut memengaruhi tradisi mudik.

Dulu, perjalanan mudik sering dilakukan dengan menggunakan transportasi darat, seperti kereta api atau bus, yang seringkali memakan waktu dan melelahkan.

Baca juga: H-7 Lebaran 2024, Terminal Bulupitu Purwokerto Masih Lengang. Puncak Arus Mudik Diperkirakan H-3

Namun seiring dengan berkembangnya jaringan transportasi udara dan jalur tol, banyak orang sekarang memilih untuk mudik dengan pesawat atau mobil pribadi agar perjalanan lebih cepat dan nyaman.

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved