Berita Jateng
Kata Warga Pesisir Pantura yang Mulai Bosan dengan Banjir Rob : Pemerintah Salahkan Cuaca
Catatan BPBD Jateng periode Januari hingga 8 Maret 2024 ada 104 kejadian bencana hidrometeorologi.
Penulis: budi susanto | Editor: khoirul muzaki
Bahkan yang semula wilayah tak terdampak banjir rob, dari 2010 sampai sekarang terus digenangi air banjir rob.
Pada 2014 dikatakannya, banjir kiriman dan rob jadi satu dan menerjang Kota Pekalongan.
Meski sudah ada upaya dari pemerintah namun belum begitu efektif karena tidak menghilangkan banjir rob di Kota Pekalongan hanya mengurangi.
"Kalau banjir karena air kiriman sampai sekarang masih terjadi di beberapa titik seperti Tirto, sementara banjir rob terjadi hampir semua titik di Kota Pekalongan," paparnya.
Sementara itu, Yusril (46) warga Demak mengaku hanya bisa pasrah karena bencana hidrometeorologi yang melanda wilayah tersebut.
Ia mengatakan, pemerintah selalu menyalahkan cuaca tanpa ada solusi pasti.
Baca juga: 6 Kiat Sehat saat Puasa Ramadan Ala Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Unsoed
Hal tersebut membuat masyarakat terdampak bencana selalu menjadi korban.
"Menurut saya, bencana yang terjadi di berbagai wilayah karena lingkungan telah rusak. Tapi pemerintah menyalahkan cuaca buruk. Puluhan tahun saya tinggal di Demak dan beberapa tahun terkahir banjir selalu terjadi padahal dulu tak separah ini," ucapnya.
Ia menuturkan, wilayah sekitar Demak dan sekitarnya telah berubah menjadi wilayah industri.
Dikatakannya hal tersebut juga terjadi di beberapa wilayah lainnya yang diterjang banjir beberapa waktu lalu.
"Pemerintah ngawur, industri lebih diutamakan tapi pelestarian lingkungan dikesampingkan. Masyarakat lagi yang jadi korbannya," jelasnya.
--
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/nakes-kudus-menerobos-banjir-melayani-warga-terisolasi-di-kecamatan-jati-selasa-1932024.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.