Berita Semarang

Tawuran Remaja di Tugurejo Semarang Bikin Warga Tak Berani Keluar Rumah, Seorang Pelaku Minta Maaf

Dua kelompok remaja tawuran dan bikin resah warga di Kelurahan Tugurejo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Minggu (18/2/2024) dini hari.

|
UNSPLASH/MYKO M
Ilustrasi kerumunan remaja. Dua kelompok remaja tawuran dan bikin resah warga di Kelurahan Tugurejo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Minggu (18/2/2024) dini hari. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Warga Kelurahan Tugurejo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, dikagetkan suara keributan di depan rumah mereka, Minggu (18/2/2024) dini hari.

Keributan sekitar pukul 02.30 WIB itu bersumber dari dua kelompok remaja yang tawuran.

Tidak diketahui dari mana mereka datang.

Lokasi tawuran berada di tikungan Jalan Pantura Tugurejo, dekat area pemakaman.

Tawuran sempat masuk ke permukiman warga, lantaran salah satu kelompok terdesak.

Warga sekitar yang enggan disebut namanya mengatakan, suara keributan disertai desingan dan gesekan senjata tajam.

Ia beserta keluarga tak berani keluar, bahkan, untuk sekadar menengok. Mereka takut menjadi korban salah sasaran.

Baca juga: Ada Luka di Perut Pemuda Semarang yang Tewas usai Tawuran, Jenazah Diautopsi di RSUP Kariadi

Rumahnya sempat beberapa kali terkena lemparan batu.

Adik beserta anaknya juga ikut menangis mendengar kerusuhan tersebut.

Nada umpatan dan tantangan terus terdengar dari dua kelompok remaja tersebut.

Suasana kian mencekam ketika kelompok yang terdesak, berusaha menyerang balik sampai titik semula di Jalan Pantura.

"Saya nggak berani keluar, ini rumahnya kan di pojokan. Kalau di tengah-tengah, pasti berani keluar," katanya, Minggu.

Selang beberapa menit pasca-keributan di dekat rumahnya, ia akhirnya keluar untuk melihat apa yang terjadi.

Segerombolan remaja itu, lalu melanjutkan menenteng senjata tajam berupa celurit dan parang berukuran panjang.

Mereka berlarian menuju Jalan Pantura sambil berteriak-teriak.

Dirasa situasi sekitar permukiman sudah aman dari serangan, beberapa santri di pondok pesantren sekitar lokasi tawuran kemudian juga ikut keluar untuk melihat situasi.

Baca juga: Harga Beras di Kota Semarang Meroket Tembus Rp21 Ribu Per Kilogram, Penjualan Pedagang Menurun

Tak ada satu pun dari mereka yang berani melerai. Mereka hanya bisa melihat dari kejauhan, seraya menghubungi nomor darurat kepolisian.

Keributan terus berlangsung hampir setengah jam.

Sejumlah pengendara mobil yang melintas, juga ramai membunyikan klakson lantaran terganggu akibat tawuran di jalan.

Di sisi lain, seorang santri lain terus berusaha menghubungi nomor darurat kepolisian namun sulit tersambung.

"Iya, tadi sudah menghubungi nomor darurat polisi tapi susah nyambung," kata mahasiswa yang juga mondok di Tugurejo, dekat lokasi tawuran, Minggu.

Sementara, Lurah Pondok Pesantren, Farikh, berhasil menghubungi nomor darurat polisi. Dia bilang, polisi segera meluncur ke lokasi.

"Sudah menghubungi polisi, tinggal perjalanan ke sini," ujarnya.

Sebelum polisi tiba, belasan remaja tersebut sudah membubarkan diri ke Jalan Pantura sambil tetap berteriak-teriak.

Terdapat momen unik setelah tawuran terjadi. Salah satu dari mereka sempat meminta maaf karena telah mengganggu waktu istirahat warga.

"Maaf nggih, Mas, nek keganggu (maaf ya mas kalau terganggu)," ucap salah satu remaja yang terlibat tawuran sambil pergi menaiki motor matiknya. (*)

Baca juga: Gara-gara 8 Warga Luar Daerah Nyoblos Tanpa Surat Pindah, Pilpres di 4 TPS di Batang Diulang

Baca juga: Aneh Tidak Ada Angin atau Hujan, Atap Bangunan Pasar Kedungwuni Pekalongan Tiba-tiba Ambruk

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved