Berita Jateng

Imunisasi Polio Juga Ditolak di Karanganyar dan Kendal, Dinkes Jateng: Masih Dianggap Haram

Penolakan vaksinasi polio di Jawa Tengah tak hanya terjadi di Kota Semarang tetapi juga Kabupaten Karanganyar dan Kendal.

Penulis: budi susanto | Editor: rika irawati
TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Petugas Kesehatan meneteskan vaksin polio pada seorang balita pada Pekan Imunisasi Nasional (PIN) 2016 di Medan, Sumatera Utara, Selasa (8/3/2016). Di Jawa Tengah, kasus tolak imunisasi polio terjadi di Kota Semarang, Kabupaten Karanganyar, dan Kendal. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Penolakan vaksinasi polio di Jawa Tengah tak hanya terjadi di Kota Semarang tetapi juga Kabupaten Karanganyar dan Kendal.

Bahkan, di Karanganyar, ada 700 keluarga di Kecamatan Jatiyoso dan Tawangmangu yang tak mau buah hati mereka mendapat imunisasi polio.

Sementara, di Kendal, penolakan terjadi dari satu orangtua di Kecamatan Pageruyung.

Di Kota Semarang, penolakan vaksin polio terjadi di Rowosari.

Beberapa warga yang menolak program vaksinasi polio bagi anaknya menilai, vaksinasi polio serentak tak masuk akal.

Pasalnya, alasan vaksinasi polio serentak digelar karena ada satu kasus di wilayah Klaten.

"Kalau hanya satu, kenapa semua harus mengikuti, hal itu kurang masuk akal. Harusnya, ada survei terlebih dahulu," ucap Rohman, satu di antara warga Kabupaten Karanganyar, melalui pesan singkatnya, Kamis (18/1/2024).

Baca juga: Orangtua di Rowosari Semarang Tolak Anaknya Diimunisasi Polio, Begini Alasannya

Menurutnya, pendataan wajib dilakukan sebelum pelaksanaan vaksinasi polio serentak.

Kemudian, vaksinasi dilakukan berdasarkan latar dan ketakutan.

"Masyarakat bosan terus dijejali vaksin, beberapa waktu lalu vaksin Covid-19, sekarang polio. Pemerintah latah, tanpa pendataan," ucapnya.

Dikatakannya, jika proses pendataan dilakukan secara benar, ia bakal mengikutsertakan sang anak dalam program vaksinasi.

"Karena, sedikit-sedikit latah, ada kasus kesehatan vaksin, ada virus baru, vaksin. Kalaupun memang diperlukan, pasti kami ikut. Tapi, sekarang, anak saya belum butuh," ujarnya.

Gandeng MUI dan Tokoh Agama

Sementara, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jateng mengatakan, sosialisasi terkait vaksinasi polio serentak dilakukan jauh-jauh hari.

"Padahal, sosialisasi telah digelar jauh sebelum 15 Januari, jauh sebelum pelaksanaan vaksinasi," kata Subkoordinator Surveilan Imunisasi Dinkes Jateng, Atin Suhesti, Kamis (18/1/2024).

Pihaknya juga menggandeng sejumlah pihak untuk melakukan sosialisasi.

Terutama, terkait penolakan warga karena alasan keyakinan.

Dalam hal ini, Dinkes Provinsi Jateng akan menggandeng MUI hingga tokoh agama.

"Vaksin itu tidak haram, kami sudah bertemu dengan MUI dan tokoh agama. Namun, penolak dan perdebatan vaksin haram atau tidak, tetap muncul," ucapnya.

Baca juga: 3,9 Juta Anak Usia 0-7 Tahun di Jateng Bakal Mendapat Imunisasi Polio Buntut Temuan Kasus di Klaten

Ia berharap, ke depan, tidak lagi terjadi penolakan lantaran menganggap vaksin haram.

Menurutnya, survei bersama MUI dan Kemeng juga telah dilakukan terhadap vaksin.

Bahkan, beberapa pihak tersebut diajak ke tempat produksi vaksin untuk melihat langsung.

"Tapi, tidak tahu kenapa masih ada penolakan, yang jelas kami terus berupaya semaksimal mungkin. Tapi, karena ada pandangan lain yang mengira vaksin itu haram, alhasil ada penolakan," paparnya.

Diakuinya, penolakan sejumlah masyarakat berpengaruh terhadap capaian vaksinasi di Jateng.

Ia menyebutkan, sasaran vaksinasi di Jateng mencapai 3,9 juta anak.

"Tapi, pengaruhnya tidak terlalu signifikan," tambahnya. (*)

Baca juga: Tak Berfungsi sejak Selesai Dibangun, Embung Giritirto Kebumen Mangkrak dan Rusak. Warga Mengeluh

Baca juga: Gunakan Metode Hisab Hakiki, PP Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadan 2024 Jatuh Pada 11 Maret 2024

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved