Berita Nasional

Tak Hanya di Klaten, Kasus Polio Juga Ditemukan di Pamekasan Jatim. Kemenkes Gencarkan Imunisasi

Kasus polio tak hanya ditemukan di Klaten, Jawa Tengah, tetapi juga di Pamekasan, Jawa Timur.

Editor: rika irawati
WARTAKOTA/YULIANTO
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat rapat kerja dengan DPR RI. Budi Gunadi mengatakan, pemerintah akan menggencarkan imunisasi polio di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta setelah temuan kasus di Klaten dan Pamekasan. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Kasus polio tak hanya ditemukan di Klaten, Jawa Tengah, tetapi juga di Pamekasan, Jawa Timur.

Terkait temuan ini, Kementerian Kesehatan akan menggencarkan vaksinasi polio di kedua provisi tersebut.

Imunisasi polio juga akan dilakukan di daerah-daerah kasus dan daerah dengan risiko penularan tinggi lumpuh layuh.

Seperti diketahui, di Klaten, kasus polio ditemukan pada bocah berumur 6 tahun.

Anak tersebut menunjukkan gejala polio setelah pulang dari Sampang, Madura, Jawa Timur.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sub pekan imunisasi nasional polio akan dilakukan di Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca juga: Awas! Polio Muncul Lagi di Klaten, Menyerang Bocah 6 Tahun. Kemenkes Langsung Nyatakan KLB

Sub pekan imunisasi polio ini dilakukan setelah Kemenkes menggencarkan imunisasi di berbagai daerah.

Demikian juga di Aceh pada tahun 2022, ketika kasus polio ditemukan di wilayah tersebut.

"Sudah kami lakukan sama yang di Aceh, sama yang di Sumatera, kami akan kejar. Jadi, kami akan tambah vaksinasi polio di daerah-daerah itu," kata Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (5/1/2024).

Vaksinasi Terkendala Pandemi Covid

Budi tidak memungkiri, keberadaan virus polio di Indonesia terjadi karena kurangnya vaksinasi di masa pandemi Covid-19.

Saat itu, seluruh negara berfokus pada penanganan pandemi dan pengadaan vaksin Covid-19.

Padahal, Indonesia telah mendapatkan sertifikat eradikasi atau bebas polio dari WHO sejak tahun 2014.

Eradikasi ini ditetapkan mengingat dunia akan mendeklarasikan bebas polio pada tahun 2026.

"Makanya, polio ini kami lihat beberapa tumbuh akibat vaksinasinya pada saat Covid-19 itu kurang, jadi terlihat dampaknya," ucap Budi.

Dikutip dari Kompas.id, rencana sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) ini dilakukan sesuai dengan Surat Edaran (SE) Menteri Kesehatan Nomor 1051 Tahun 2023 yang diterbitkan pada 29 Desember 2023.

Sub-PIN Polio ini rencananya dilakukan dengan memberikan vaksin oral nOPV2 ke seluruh sasaran anak usia 0-7 tahun tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.

Baca juga: Waspada! RI Umumkan KLB Polio, Temukan Kasus di Aceh

Sub-PIN Polio dilakukan dua putaran dengan putaran pertama pada 15 Januari 2024 dan putaran kedua pada 19 Februari 2024.

Ketua Tim Kerja Imunisasi Tambahan dan Khusus Kementerian Kesehatan Gertrudis Tandy menyebut, Sub-PIN untuk penanganan KLB Polio dilaksanakan dalam dua putaran dengan jarak minimal antarputaran selama satu bulan.

Dalam pelaksanaan tersebut, telah ditargetkan minimal 95 persen cakupan imunisasi tercapai untuk masing-masing putaran.

Adapun sasaran Sub-PIN adalah semua anak usia 0-7 tahun, termasuk para pendatang, serta anak yang sebelumnya sudah mendapatkan imunisasi.

"Jika berdasarkan kajian epidemiologi masih ditemukan risiko penularan, Sub-PIN putaran berikutnya bisa dilakukan."

"Lokasi pelaksanaan imunisasi pun dapat diperluas sesuai dengan perkembangan situasi dan kajian epidemiologi," tutur dia. (Kompas.com/Fika Nurul Ulya)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kemenkes Bakal Gencarkan Imunisasi Polio Setelah Temukan Kasus di Jawa".

Baca juga: Tabrakan KA Turangga vs Commuter Bandung Raya Tewaskan 4 Kru, PT KAI: Seluruh Penumpang Selamat

Baca juga: Dilaporkan Hilang Anaknya, Wanita di Magelang Ditemukan Tewas di Perkebunan. Ternyata Dibunuh Suami

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved