Berita Wonosobo

Kisah Maryam Disabilitas di Wonosobo Berjuang Hidupi Dua Anak, Sudah Kenal Dihina

Dengan keterbatasan fisik yang dimilikinya, ia pun harus berperan sebagai ayah untuk mencari nafkah bagi kedua anaknya

Penulis: Imah Masitoh | Editor: khoirul muzaki
Imah Masitoh/Tribun Jateng
Maryam Ramadani, seorang ibu disabilitas asal Wonosobo, hidupi dua orang anak seorang diri. Maryam menjalankan aktivitas sehari-hari dengan menggunakan kursi roda. 


Sebagai seorang ibu yang berkebutuhan khusus, dalam hal mengasuh anak ia mengaku banyak pelajaran yang didapatkan dalam hidup. Mulai dari kesabaran, ketelatenan, dan emosionalnya.


Disabilitas yang dimilikinya, ia mengaku pernah di posisi serba salah kepada buah hatinya. Kekurangan pada dirinya sempat menjadikan anaknya mendapat bullying di sekolah.


"Saat diantar sekolah temannya bilang ibunya kaya robot motornya aneh karena saya pakai motor yang untuk disabilitas. Sejak saat itu anak saya tidak ingin diantar saya lagi," ungkapnya.


Rasa mengganjal di hati dan pikirannya malu memiliki ibu disabilitas sempat terlintas. Namun sungguh tidak terduga ungkapan anaknya akan hal itu membuatnya tersentuh. 


Seringnya dibully oleh teman-temannya, anaknya sengaja enggan diantar sekolah ibunya. Hal itu terpaksa dilakukan anaknya agar ibu yang begitu dicintai tidak sampai mendengar kata-kata miring yang dilontarkan temannya pada ibu mereka.


Maryam mengaku perkataan seperti itu sebenarnya tidaklah bermasalah baginya. Ia sudah kebal akan hal itu sedari kecil.
Saat ini kedua putra putrinya sedang menempuh pendidikan formal dan pesantren di wilayah Wonosobo.


Memasukan kedua anaknya ke pesantren dilakukannya agar mereka mendapat pendidikan di lingkungan yang baik. Di samping itu juga, dilakukannya agar ia bisa bekerja maksimal guna memenuhi kebutuhan anaknya.


Usaha menjahit di rumahnya, ataupun berjualan, dilakukannya dengan semangat untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Bahkan saat ini ia sedang mempuh pendidikan S1 di Unsiq Wonosobo.


"Pokoknya pekerjaan apapun yang bisa saya kerjakan, saya lakukan, untuk memenuhi kebutuhan anak-anak saya dan diri saya," ucapnya.


Meski demikian, di tengah kesibukannya dan kedua putra putrinya tidak bersamanya setiap hari, ia pastikan kasih sayangnya terus mengalir ke anak-anaknya.

Baca juga: Kunjungi Kilang Cilacap, Menteri ESDM Pastikan Pasokan BBM Nataru Aman


"Sesuai kesepakatan dengan anak saya, kalau yang gede 2 minggu sekali saya tengokin ke pondok. Kalau yang kecil 4 hari sekali," ucap wanita berusia 37 tahun itu.


Kerja keras dan tekadnya ia lakukan agar buah hatinya mendapatkan apa yang seharusnya didapat seperti anak-anak lain baik kasih sayang ataupun finansial.


Ia mengaku bersyukur memiliki dua anak yang sangat pengertian kepadanya. Komunikasi yang baik dengan kedua anaknya dilakukan setiap mendapat permasalahan di keluarga kecilnya itu.


"Kita selalu diskusi tentang apapun. Dengan ini anak saya bisa menyampaikan pendapatnya. Saya harus bisa menjadi seorang ibu, ayah, bahkan teman bagi mereka. Bisa dikata anak saya dewasa sebelum waktunya," terangnya.


Motivator untuk Disabilitas 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved