Perang Palestina Israel

Dibantu AS, Qatar dan Mesir Upayakan Gencatan Senjata Hamas-Israel Diperpanjang

Qatar dan Mesir terus mengupayakan gencatan senjata antara Hamas dan Israel yang berakhir hari ini, Kamis (30/11/2023) pagi, diperpanjang.

Editor: rika irawati
TRIBUNNEWS/AFP
Gambar yang diambil dari rekaman video AFPTV menunjukkan warga Palestina memeriksa kehancuran pasca serangan Israel di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza, pada 1 November 2023 lalu. Qatar dan Mesir terus mengupayakan gencatan senjata antara Hamas dan Israel yang berkahir pagi ini, Kamis (30/11/2023) pagi, bisa diperpanjang. 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Qatar dan Mesir terus mengupayakan gencatan senjata antara Hamas dan Israel yang berakhir hari ini, Kamis (30/11/2023) pagi, diperpanjang.

Meski begitu, baik Hamas maupun Israel memastikan akan kembali melakukan pertempuran setelah gencatan senjata berakhir.

Bahkan, saat ini, kabinet perang Israel sedang membahas kembali peperangan melawan Hamas.

"Dalam beberapa hari terakhir, saya mendengar pertanyaan: Setelah menyelesaikan tahap pengembalian sandera kami, akankah Israel kembali berperang? Jawaban saya adalah ya," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikutip dari Jerusalem Post, Kamis.

"Tidak ada situasi dimana kita tidak kembali berjuang sampai akhir. Ini adalah kebijakan saya."

"Seluruh kabinet keamanan berada di belakangnya. Seluruh pemerintah berada di belakangnya. Para prajurit ada di belakangnya. Orang-orang berada di belakangnya. Inilah yang akan kami lakukan," imbuh Netanyahu.

Baca juga: Kesepakatan Dilanggar, Hamas dan Israel Saling Serang di Masa Gencatan Senjata

Sementara, pihak penengah atau mediator yaitu, Qatar dan Mesir, terus berusaha melobi lewat serangkaian perjanjian agar gencatan senjata atau jeda peperangan tersebut bisa diperpanjang.

Di pihak lain, Hamas disebut juga sudah bersiap diri terhadap berakhirnya gencatan senjata.

Anggota senior Hamas Osama Hamdan menyebut, segala kemungkinan memang ada, seperti berperang kembali.

"Jika pendudukan melakukan agresi, perlawanan sudah siap, dan jika ketenangan terus berlanjut, kami akan melanjutkan ketenangan," kata Hamdan kepada TV Lebanon, Al-Mayadeen.

Mereka berbicara ketika Israel mencapai titik kritis mengenai kesepakatan sandera dan perang, yang telah terhenti sejak Jumat (24/11/2023) pagi.

Pada hari-hari berikutnya, 65 sandera Israel telah dipulangkan dan disambut secara meriah.

Mereka dipulangkan dalam lima kelompok selama lima malam.

Penyambutan para tahanan ini pun hampir menjadi ritual kegembiraan setiap malam, saat kembalinya para tawanan dari Gaza, tempat mereka ditahan Hamas bersama sandera dari negara-negara lain.

Baca juga: Relawan MER-C Ungkap Cara Israel Serang RS Indonesia di Gaza: Tembakan dari 3 Tank Berjarak 50 Meter

Kelompok Hamas menangkap mereka dalam serangan tanggal 7 Oktober.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved